Abstrak/Abstract |
Anak dengan penyakit ginjal kronik (PGK) sangat berisiko mengalami gangguan kardiovaskular yang menyebabkan tidak tercapainya pertumbuhan yang optimal dan meningkatkan risiko kematian pada usia muda. Pada pasien PGK, kelainan kardiovaskular dapat terjadi tanpa adanya faktor risiko dislipidemia maupun diabetes. Volume overload merupakan salah satu prediktor gangguan kardiovaskular dan kematian pada pasien PGK yang menjalani dialisis. Normovolemia yang menjadi tujuan dalam melakukan dialisis pasien end-stage kidney disease (ESKD) sangat sulit dicapai karena belum ada metode valid yang dapat menentukan status cairan tubuh pasien saat predialisis maupun selama / setelah dialisis. Penggunaan bioelectrical impedance analysis (BIA) dapat digunakan untuk menilai komposisi tubuh termasuk cairan tubuh. Diharapkan dengan penggunaan alat ini dalam evaluasi pasien dialisis dapat mengetahui keefektifan dialisis dan pengaturan volume cairan harian pasien sehingga dapat meminimalisisasi risiko overload cairan yang akan memperburuk fungsi kardiovaskular. Untuk membuktikan hubungan antara status cairan tubuh dengan gangguan kardiovaskular yang berkaitan dengan komplikasi PGK, penelitian ini akan melibatkan anak usia 1-18 tahun yang terdiagnosis ESKD dan menjalani dialisis rutin baik hemodialisis (HD) maupun continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD). Analisis volume cairan tubuh diukur dengan menggunakan alat BIA untuk mengetahui adequacy dari dialisis yang sudah dilakukan, dilanjutkan dengan pemeriksaan ekokardiografi untuk melihat evaluasi fungsi kardiovaskuler terutama hipertrofi ventrikel kiri serta disfungsi sistolik dan diastolik. Uji regresi logistik akan dilakukan untuk menilai probabilitas terjadinya gangguan kardiovaskular yang disebabkan oleh variabel bebas yang tercakup dalam penelitian ini. |