Abstrak/Abstract |
Banjir semakin dianggap sebagai 'masalah nyata' di Jakarta sejak Tahun 2013. Sejak saat itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendesak dilaksanakannya berbagai pembangunan mega infrastruktur, termasuk penambahan kapasitas Sungai Ciliwung. Namun, proyek tersebut sempat
terhambat oleh adanya perbedaan persepsi dan pemahaman antara masyarakat dengan pemerintah mengenai risiko banjir dan upaya pengurangan risikonya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana pemerintah, organisasi non-pemerintah dan masyarakat rentan memahami risiko bencana banjir dan bagaimana mereka bekerja sama dalam proses pengambilan keputusan untuk pengurangan risiko bencana banjir. Penelitian ini juga menelaah upaya
peningkatan ketangguhan dan adaptasi transformatif yang telah dilakukan, serta evaluasi terhadap kebijakan dan rencana terkait pengurangan risiko bencana banjir di DKI Jakarta. Penelitian ini berfokus pada studi kasus pengurangan risiko bencana di daerah berisiko banjir tinggi di kawasan
Kampung Melayu, DKI Jakarta. Penelitian empiris memberikan data kualitatif tentang pengaruh mekanisme kolaboratif dalam proses pengambilan keputusan terkait upaya pengurangan risiko bencana banjir. Selain itu, penelitian ini berpotensi meningkatkan transfer pengetahuan tentang peningkatan ketangguhan dalam implementasi perencanaan kota terkait pengurangan risiko
bencana, serta peningkatan adaptasi transformatif terhadap dampak perubahan iklim. |