Abstrak/Abstract |
Prevalensi perokok di Indonesia dalam lebih dari dua dekade, sejak SKRT 1995 sampai dengan Riskesdas 2018 tidak mengalami perubahan yang bermakna. Dari tahun ke tahun perokok di Indonesia berkisar di atas 30% untuk semua jenis kelamin dan di atas 60% untuk perokok laki-laki. Indonesia menempati urutan ke 4 di dunia untuk perokok terbanyak dan nomer satu di ASEAN untuk perokok laki-laki. Intervensi pengendalian kebiasaan sudah dilakukan, meskipun belum semasif negara tetangga. Salah satu pengendalian kebiasaan merokok adalah dengan instrumen pajak. Beberapa waktu yang lalu pajak rokok telah dinaikkan dan hasil pajak dikembalikan pada semua propinsi sesuai dengan proporsi perokok. Pengembalian pajak diharapkan dimanfaatkan untuk program pengendalian dan pencegahan kebiasaan merokok, namun seberapa besar dana bagi hasil cukai hasil tembakau dan pajak rokok itu digunakan belum diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak pajak rokok daerah terhadap kualitas kesehatan masyarakat di kabupaten/kota Indonesia, termasuk penggunaannya untuk JKN serta analisis potensinya untuk upaya promotif dan preventif. Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi dengan peneliti dari Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga.
Penelitian akan dilakukan pada tiga propinsi, yaitu 1) Jawa Barat (Kab. Bogor dan Bekasi), 2) Jawa Tengah (Kab. Brebes dan Cilacap), dan 3) Jawa Timur (Kota Surabaya dan Kab. Malang). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan FGD (Focus group discussion). Wawancara mendalam akan dilakukan pada wakil direktorat promosi kesehatan Kementrian Kesehatan RI dan kepala BPJS. Sementara itu FGD akan dilakukan pada dinas kesehatan propinsi dan kabupaten/kota, BPJS kesehatan propinsi dan kabupaten/kota, BKAD pemerintah daerah dan Bappeda, serta DPRD (komisi keuangan). Selain wawancara mendalam dan FGD, akan dilakukan studi dokumen pada data pajak rokok dan penggunaannya dari wilayah penelitian.
Semua wawancara dan FGD akan direkam dan ditranskrip secara verbatim. Analisis data dilakukan dengan analisis isi. Hasil akan dipaparkan secara naratif disertai dengan quotasi yang relevan.
|