Penulis/Author |
Rini Pujiarti, S.Hut., M.Agr., Ph.D. (1) ; AZMI AMIN (2); Agus Ngadianto, S.Hut., M.Sc. (3); Ratih Madya Septiana (4); BRANDON ARISTO V P (5); Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D (6) |
Abstrak/Abstract |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas madu rusak, madu pahit, dan madu manis yang diproduksi oleh masyarakat Baduy. Madu pahit diperoleh dari lokasi dengan sumber nektar dari pohon kaliandra, mahoni, sengon, dan kamboja. Madu manis diperoleh dari lokasi yang terdapat jenis pohon buah-buahan seperti pisang, aren, durian, nangka, dan rambutan. Madu rusak merupakan madu manis yang dianggap rusak oleh masyarakat Baduy karena berbuih dan menghasilkan gas. Penelitian ini menggunakan kriteria pada standard SNI 8664 tahun 2018 untuk menguji mutu madu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu rusak memenuhi 5 kriteria persyaratan mutu madu, yaitu pengujian HMF, kadar abu, padatan tak larut dalam air, keasaman, bau, dan rasa. Madu pahit memenuhi 4 kriteria persyaratan mutu madu yaitu pengujian kadar abu, padatan tak larut dalam air, keasaman, dan kadar air. Madu manis memenuhi 7 kriteria persyaratan mutu madu yaitu pengujian kadar abu, sukrosa, padatan tak larut dalam air, keasaman, kadar air, bau dan rasa. Ketiga jenis madu tidak memenuhi kriteria persyaratan mutu pada pengujian aktivitas enzim diastase dan kadar gula pereduksi dikarenakan kondisi dan lama penyimpanan madu sebelum dilakukan pengujian. |