| Abstrak/Abstract |
Pengalaman mistik menggambarkan keterpikatan jiwa dengan Allah. Pengalaman mistik lebih bersifat intuitif dan sulit dilukiskan dalam ungkapan bahasa. Adalah tidak mudah untuk menjelaskan suasana kejiwaan secara tepat sehinga kemudian digunakan contoh, alegori, dan simbol-simbol. Pengalaman mistik adalah pengalaman langsung hati manusia terhadap objek-objek nonfisik— seperti pengalaman di alam alam mitsal (imaginal world), kepercayaan kepada hal-hal yang rahasia (geheimnissen) dan hal-hal yang tersembunyi (verborgenheden), juga kecenderungan hati kepada kepercayaan yang menakjubkan (wondergeloof) atau kepada ilmu yang rahasia (geheime wetenschap).
Penelitian dilakukan dengan menelaah karya William James The Varieties of Religious Experience, terbitan The Penguin American Library tahun 1982, dan buku Perjumaan dengan Tuhan: Ragam Pengalaman Religius Manusia, terbitan Mizan tahun 2004, yang merupakan terjemahan dari buku William James tersebut.
Deskripsi, interpretasi, kesinambungan historis, koherensi intern, dan holistika menjadi unsur metodis dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman mistik mempunyai dasar objektivitas, sebagaimana pengalaman indrawi. Pengalaman mistik bersifat universal, karena dialami oleh berbagai orang suci dan waliyullah pada zaman dan tempat yang berbeda-beda, tanpa dibatasi oleh suatu tradisi atau agama. Dalam agama Hindu terdapat orang-orang suci yang mempunyai pengalaman mistik yang mendalam. Demikian juga Taoisme, Budhisme, Kristen, Yahudi dan Islam, memiliki orang-orang suci. Mistisisme merupakan perasaan, tindakan dan pengalaman manusia individual dalam kesendirian mereka dengan apa pun yang mereka anggap sebagai ilahi. William James mengkategorikan bentuk-bentuk pengalaman mistis itu sebagai ineffable, neoric, transient, dan pasif. |
