Abstrak/Abstract |
Latar belakang: Pada tahun 2020 coronavirus disease 2019 (COVID-19) ditetapkan sebagai
pandemi global yang terjadi hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Salah satu upaya
penanggulangan dan pencegahan penularan di masyarakat adalah program vaksinasi yang telah
dimulai sejak Desember 2020, dengan sasaran mulai petugas kesehtan, orang dewasa usia
mulai 18 tahun, termasuk lansia dan kemudian diikuti oleh kelompok remaja usia 12 sd 17
tahun dan ibu hamil. Pada Oktober 2021 capaian vaksinasi dosis 1 dan 2 di Kabupaten Bantul
mencapai lebih dari 80% dan karenanya pemerintah daerah optimis untuk kembali membuka
sekolah dan melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas, termasuk sekolah dasar.
Mulai Bulan Desember 2021, kemenkes telah memperluas pemberian vaksinasi pada
kelompok usia 6 tahun sampai 11 tahun, berdasarkan pada emergency used authorization (EUA)
vaksin SINOVAC yang dilekuarkan oleh BPOM. Dari uji klinis fase 1, 2 dan 3 SINOVAC
terbukti efektif dan aman pada anak usia 6-11 tahun. Meskipun demikian, sebagai vaksin baru,
diperlukan penilaian terhadap keamanan setelah vaksin diimplementasikan pada populasi
melalui surveilance kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Seiring dengan meningkatnya
cakupan vaksinasi di masyarakat maka akan semakin meningkat pula jumlah absolut KIPI.
Meskipun tidak selalu berhubungan dengan vaksinasi, namun KIPI dapat mempengaruhi
persepsi dan kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi hingga akhirnya mempengaruhi
tingkat penerimaan vaksin. Oleh karenanya diperlukan langkah deteksi dini dan evaluasi
sehingga dapat memberikan respon yang tepat waktu untuk mendapatkan kepercayaan publik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai prevalensi KIPI vaksin COVID-19 pada anak
usia 6-11 tahun dan faktor yang mempengaruhinya, serta menilai pengetahuan, persepsi orang
tua terhadap KIPI.
Metode: Penelitian ini akan dilakukan pada anak usia 6-11 tahun yang mendapat vaksin
COVID, di Kabupaten Bantul, DIY. Subjek akan dipilih secara cluster random sampling.
Pengambilan data dilakukan saat pemberian vaksin COVID-19 dosis kedua (untuk menilai
KIPI pada pemberian vaksin pertama) dan dua minggu setelah pemberian vaksin dosis kedua
(untuk menilai kejadian KIPI pada vaksin dosis kedua). Persepsi dan penerimaan orang tua
akan diambil bersaam saat pengambilan data kedua. Penelitian ini sejalan dengan peta jalan
penelitian FKKMK UGM 2016-2025 dengan prioritas tema 2 yaitu pencegahan, diagnostik,
intervensi media dan kesehatan masyarakat utnuk peningkatan kualitas pelayanan.
|