Penulis/Author |
Dr. Mardhani Riasetiawan, SE Ak, M.T. (1) ; Prof. Dr. Techn. Ahmad Ashari, M.I.Kom. (2); Prof. Dr. Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc. (3); Dr. Yohanes Suyanto, M.I.Kom. (4); Dr. Agfianto Eko Putra, M.Si. (5); Drs. Bambang Nurcahyo Prastowo, M.Sc. (6); Drs. Abdul Ro`uf, M.I.Kom. (7); Muhammad Idham Ananta Timur, M.Kom. (8); Triyogatama Wahyu Widodo, M.Kom. (9); Dr. Lukman Heryawan, S.T., M.T. (10); Dr. Raden Sumiharto, S.Si., M.Kom (11); Yunita Sari, S.Kom., M.Sc., Ph.D. (12); I Gede Mujiyatna, S.Kom.,M.Kom (13); Drs. Medi, M.Kom. (14); Roghib Muhammad Hujja, S.Si., M.Cs. (15); Ika Candradewi, S.Si., M.Cs. (16); Nia Gella Augoestien, S.Si., M.Cs. (17); Muhammad Alfian Amrizal, B.Eng., M.I.S., Ph.D. (18); Sugeng Raharjo (19); Sonia Yunita, S.Kom. (20); Mahbub Ramadhan Al Fitri, S.Tr.T. (21); Paholo Iman Prakoso, S.Psi. (22) |
Abstrak/Abstract |
Smart city mengumpulkan data dari berbagai sumber dan format yang berbeda, seperti sensor, sistem transportasi, dan administrasi pemerintahan. Tantangan utama adalah mengintegrasikan data ini menjadi satu platform yang terpadu dan dapat diakses dengan mudah. Setiap bagian dari smart city mungkin menggunakan teknologi dan platform yang berbeda, yang dapat menyulitkan dalam mengintegrasikan dan memanfaatkan data dengan efektif. Keselarasan infrastruktur teknologi menjadi penting untuk memastikan interoperabilitas dan kerja sama antar sistem. Dengan pengumpulan dan pertukaran data yang intensif dalam smart city, keamanan dan privasi data menjadi masalah yang sangat penting. Perlindungan terhadap data pribadi dan sensitif, serta mencegah serangan siber dan pelanggaran keamanan data, merupakan tantangan yang harus diatasi.
Manajemen pengetahuan di lingkungan smart city melibatkan berbagai jenis pengetahuan, mulai dari data sensor hingga kebijakan pemerintah dan pengetahuan masyarakat lokal. Mengelola dan mengintegrasikan pengetahuan ini dengan efektif memerlukan sistem yang kompleks dan terkoordinasi dengan baik. Menciptakan budaya organisasi yang mendukung berbagi pengetahuan dan kolaborasi antar instansi merupakan tantangan dalam pengembangan knowledge management untuk smart city. Perubahan budaya dan praktik kerja yang lebih terbuka dan kolaboratif mungkin diperlukan untuk memfasilitasi pengelolaan pengetahuan yang efektif. Implementasi sistem knowledge management yang efektif memerlukan investasi yang signifikan dalam infrastruktur teknologi, pelatihan, dan sumber daya manusia. Tantangan finansial dan keterbatasan sumber daya dapat menjadi hambatan dalam mengembangkan dan memelihara sistem knowledge management yang optimal. Melibatkan masyarakat dalam pengumpulan dan pertukaran pengetahuan merupakan aspek penting dari smart city. Namun, tantangan terkait dengan keterlibatan masyarakat, seperti kesenjangan digital dan kurangnya kesadaran tentang manfaat penggunaan teknologi, perlu diatasi untuk mencapai partisipasi yang maksimal.
|