Kebocoran mikro terjadi karena adanya celah mikro antara dinding kavitas dan bahan restorasi.Kebocoran mikro merupakan
indikasi kegagalan restorasi yang mengurangi efektifitas perlekatan, meningkatkan terjadinya karies sekunder, dan sensitifitas
pasca perawatan.Restorasi pada marginal servikal biasanya ditempatkan pada permukaan dentin atau sementum yang dapat
menyebabkan lemahnya marginal seal dibandingkan pada permukaan email.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
kebocoran mikro pada kavitas kelas II menggunakan base resin komposit bulkfill flowable, SIKMR, dan SIKMR bioaktif.
Sebanyak 30 gigi premolar maksila pasca pencabutan menjadi sampel dalam penelitian ini, terdiri dari masing-masing 10
kelompok resin komposit bulkfill flowable, SIKMR, dan SIKMR bioaktif. Ketiga kelompok diberikan perlakuan aplikasi base pada
kavitas kelas II. Semua sampel simpan dalam inkubator 37oC selama 30 hari dan perendaman dalam biru metilen 2% selama 24
jam.Pengukuran kebocoran mikro menggunakan peneterasi warna biru metilen pada dasar kavitas. Data diperoleh dengan cara
skoring peneterasi warna biru metilen berupa data ordinal.
Analisis data dilakukan dengan uji non parametrik Kruskal-Wallisuntuk mengetahui pengaruh penggunaan base terhadap
kebocoran mikro pada kavitas kelas II. Uji Mann Whitney untuk mengetahui kemaknaan pada tiap kelompok perlakuan dengan
tingkat kepercayaan 95%.Penelitian ini menunjukkan bahwa kebocoran mikro pada SIKMR lebih tinggi daripada SIKMR bioaktif
dan resin komposit bulkfill flowable, sedangkan kebocoran mikro SIKMR bioaktif tidak ada perbedaan dengan resin komposit
bulkfill flowable.