Abstrak/Abstract |
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, memiliki mayoritas penduduk bermata pencaharian petani. Pertanian merupakan salah satu bidang penting dalam perekonomian negara. Bidang pertanian akan menghasilkan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Salah satu komoditas tanaman pangan yang harus ada yaitu padi. Hal tersebut dikarenakan beras merupakan makanan
pokok masyarakat Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang bertambah terus-menerus menyebabkan kebutuhan pangan terutama beras juga bertambah. Namun jumlah lahan pertanian yang digunakan untuk memproduksi tanaman padi tidak bertambah dan justru berkurang karena adanya alih fungsi lahan pertanian. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha
peningkatan produktivitas tanaman padi guna memenuhi kebutuhan pangan. Berdasarkan data BPS terjadi penurunan penggunaan luas lahan sawah dari tahun 2013-2016. Hal tersebut terjadi karena adanya kenaikan luas lahan non sawah di Kabupaten Sleman. Kenaikan luas lahan non sawah digunakan untuk membangun gedung-gedung seperti hotel, rumah sakit, ruko dan lainnya. Hal tersebut menjadi semakin parah karena dari frekuensi penanaman padi dapat diketahui bahwa kemampuan lahan untuk ditanami padi dua kali atau lebih dalam setahun mengalami penurunan. Padahal, tanaman pangan yang banyak diusahakan sebagian besar rumah tangga tani adalah padi sebagai penghasil beras (Mahananto, et al.2009). Pemerintah sudah melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi
sawah yaitu dengan menggunakan berbagai teknologi budiya tanaman padi salah satunya sistem jajar legowo. Sistem tanam jajar legowo merupakan sistem tanam yang memperhatikan larikan tanaman dan merupakan tanam berselang seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong (Ikhwani, et al. 2013). Pada awalnya sistem tanam jajar legowo digunakan untuk mengatasi serangan hama. Pada baris kosong dibuat parit untuk mengumpulkan keong mas dan tikus. Namun pola ini berkembang guna meningkatakan produktivias tanaman padi. Sistem tanam jajar legowo cocok untuk dikembangkan di kabupaten Sleman karena sedang maraknya hama tikus. Selain itu, Sistem jajar legowo mempermudah pemeliharaan tanaman,
terutama saat membersihkan gulma, pemupukan dan melakukan penyemprotan. Sistem tanam jajar legowo memanfaatkan radiasi sinar matahari untuk fotosintesis bagi tanaman tepi, semakin lebar jarak tanaman maka sinar matahari yang masuk ke rerumpunan padi juga
akan semakin banyak sehingga fotosintesis dapat berjalan efektif dan efesien. Hal tersebut menunjukkan sistem jajar legowo sesuai dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi. Penyuluh di Kabupaten Sleman sudah menganjurkan petani untuk menggunakan sistem tanam jajar legowo. Hal tersebut agar produktivitas padi meningkat
dan dapat memenuhi kebutuhan pangan. Untuk pelaksanaan sistem tanam jajar legowo tentunya tidak hanya tergantung kesiapan sumberdaya manusianya tetapi juga media untuk mendiseminasikannya. Peran diseminasi ini tidak hanya tugas penyuluh dan birokrat tetapi juga tugas media baik cetak maupun elektronik. Salah satu media elektronik yang dapat digunakan adalah RRI. Menurut Data Badan Pusat Statistik 2017 Luas lahan persawahan di provinsi DIY dari tahun 2003 -2014 mengalami penurunan dari 57.612 ha menjadi 54.417 ha. Hal tersebut harus diatasi segera terutama untuk mencukupi kebutuhan pangannya peningkatkan produktivitas
padi untuk dapat memenuhi kebutuhan makanan pokok penduduk Indonesia. Salah satu caranya dengan penggunaan teknologi di bidang pertanian. Dalam penerapan teknolgi ini, petani tidak dapat melaksanakan sendiri. Petani membutuhkan bantuan dari penyuluh pertanian dalam proses kegiatan usaha tani. Bantuan penyuluh pertanian ini berhubungan dengan adopsi inovasi teknologi pertanian khususnya sistem tanam jajar legowo ini. Adopsi
inovasi yaitu suatu proses mental yang terjadi sejak petani sasaran mengetahui adanya inovasi sampai untuk menerima atau menolaknya dan kemudian menerapkannya. Menurut Berlo dalam Rangkuti (2009) Proses adopsi inovasi merupakan suatu proses dalam menentukan
keputusan untuk menggunakan suatu teknologi baru melalui suatu sistem sosial dalam jaringan komunikasi petani. Penyuluh tentunya berperan penting dalam proses adopsi ini karena mayoritas petani sulit untuk menerima teknologi baru. |