Abstrak/Abstract |
Lumbung pangan tradisional merupakan salah satu komponen penting dalam peradaban masyarakat Jawa. Kehidupan agraris yang menjadi penopang mata pencaharian masyarakat Jawa sangat erat kaitannya dengan keberadaan lumbung pangan. Lumbung merupakan salah satu bagian pelengkap dari konsep perumahan masyarakat Jawa sebelum modernisasi menyentuh aspek tata ruang. Kala itu, rumah tinggal yang ideal bagi masyarakat Jawa terdiri dari dua bangunan atau bila mungkin tiga, yaitu pendopo dan peringgitan, bangunan pelengkap lainnya adalah gandok, dapur, pekiwan, lumbung dan kandang hewan. Lumbung berfungsi sebagai penyimpanan hasil panen untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga pada kurun waktu tertentu. Dengan demikian, lumbung sangat erat kaitanya dengan konsep ketahanan pangan masyarakat Jawa kala itu.
Pada era saat ini, ketahanan pangan merupakan salah satu isu paling strategis dalam pembangunan nasional, terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang berpenduduk besar. Perhatian terhadap ketahanan pangan (food security) mutlak diperlukan karena terkait erat dengan ketahanan sosial (social security), stabilitas ekonomi, stabilitas politik dan keamanan atau ketahanan nasional (national security). Perhatian terhadap aspek ketahanan pangan semakin penting pada saat sekarang dan mendatang. Saat ini, berbagai literatur mengemukakan bahwa dunia dihadapkan kepada kejadian perubahan iklim global dan berdampak menurunkan produksi pangan dunia. Sampai dengan tahun 2050 produksi sereal dunia diperkirakan menurun satu persen, sementara pada periode yang sama penduduk dunia meningkat satu persen. Potensi terjadinya kerawanan pangan sangat terbuka dalam beberapa dekade mendatang. Oleh sebab itu, langkah untuk merevitalisasi lumbung pangan tradisional dapat dijadikan sebagai sarana untuk menjawab persoalan tersebut.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan barometer kebudayaan masyarakat Jawa. Namun demikian, keberadaan lumbung pangan tradisional saat ini sulit sekali ditemukan. Pelestarian lumbung pangan tradisional sangat relevan untuk dikaji mengingat pada masa lalu lumbung memiliki fungsi dan peranan yang sangat besar dalam aspek perekonomian, khususnya ketahanan pangan, masyarakat. Pengembangan lumbung pangan tradisional di DIY tentu akan menunjukkan supremasi kelestarian budaya dan kearifan lokal masyarakat Jawa. Masyarakat DIY sangat identik dengan modal sosial yang besar di tengah gerusan modernisasi kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya modal sosial tersebut, pelestarian lumbung pangan secara komunal di DIY diharapkan dapat diwujudkan.
|