Abstrak/Abstract |
Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas tanaman holtikultura yang sangat penting di Indonesia. Permintaan cabai cenderung meningkat setiap tahunnya seiring bertambahnya jumlah penduduk serta berkembangnya industri olahan yang membutuhkan bahan baku cabai. Peningkatan permintaan cabai di Indonesia, tidak diimbangi dengan produksi yang tetap. Produksi cabai mengalami fluktuasi setiap tahunnya karena terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi. Salah satu penyebab penurunan produksi cabai adalah penyakit keriting kuning akibat infeksi Begomovirus. Namun, hingga saat ini belum ada metode pengendalian infeksi Begomovirus yang terpadu dan efektif untuk meningkatkan produksi cabai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk kompos dan pupuk organik cair (POC) hasil inovasi PIAT terhadap populasi mikrobia tanah dan hubungannya terhadap keparahan infeksi Begomovirus pada tanaman cabai. Penelitian ini akan mengidentifikasi perbedaan komunitas mikrobia tanah pada tanaman cabai yang diberi perlakuan kompos dan POC serta mengkorelasikannya dengan tingkat infeksi Begomovirus pada tiap perlakuan. Pupuk kompos dan POC diketahui memiliki kandungan mikrobia yang dapat meningkatkan pertumbuhan, performa fisiologis, dan juga ketahanan tanaman terhadap stres biotik dan abiotik. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 7 bulan di PIAT UGM dan Laboratorium Fakultas Biologi UGM. Terdapat 4 perlakuan yaitu tanaman yang diberi kompos, POC, kompos + POC, dan tanpa kompos+POC. Masing-masing perlakuan terdiri atas 15 tanaman yang diinokulasi Begomovirus dan 12 tanaman sehat. Respon tanaman cabai terhadap Begomovirus diukur dengan melihat pertumbuhan tanaman, skoring keparahan gejala, dan derajat kerentanan. Infeksi Begomovirus dikonfirmasi dengan metode PCR menggunakan primer krusty homer dan sekuensing. Profil mikrobia tanah dianalisis dengan metode PCR menggunakan primer 16s rRNA dan dilanjutkan dengan shotgun sequencing. |