Karya
Judul/Title Kajian Karakteristik Peserta PBPU Berdasarkan Tingkat Kemampuan Dan Kemauan Peserta Dalam Membayar Iuran Program JKN
Penulis/Author Syamsu Hidayat (1); Yudistira Hendra Permana, S.E., M.Sc., Ph.D. (2) ; VINI ARISTIANTI (3); Zafria Atsna (4); Hermawati Setiyaningsih (5); TIFFANY (6); FARA NAMIRADHITA S (7); AZIZAH BOENJAMIN (8)
Tanggal/Date 24 2022
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract Kepesertaan JKN PBPU atau Mandiri merupakan kepesertaan BPJS Kesehatan dengan iuran menjadi tanggung jawab individu Pekerja sektor informal. Mayoritas peserta PBPU berada pada kelas III mencapai 59,1% (perkotaan) dan 81% (perdesaan). Satu dari lima pekerja sektor informal peserta PBPU menyatakan pernah melakukan penunggakan iuran. Rata-rata lama tunggakan berkisar tiga sampai dengan enam bulan. Umumnya, penunggakan lebih cenderung terjadi di pedesaan (31,3%) daripada perkotaan (22,0%). Sehingga, kajian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan rekomendasi karakteristik peserta PBPU berdasarkan tingkat kemampuan dan kemauan peserta membayar iuran. Metode: Penelitian ini adalah penelitian mix-method berskala nasional menggunakan metode cross-sectional dengan model sequential explanatory. Subjek kajian ini terdiri dari 4050 peserta PBPU (2025 peserta aktif dan 2025 peserta tidak aktif), dan 30 orang wakil pemerintah daerah. Hasil: Dari hasil perhitungan ATP per kelas kepesertaan terlihat bahwa kelas 1 memiliki ATP paling tinggi yakni senilai Rp 51.263 , selanjutnya kelas 2 senilai Rp 33.419 dan kelas 3 senilai Rp 23.952. Rata-rata besar kemauan membayar dari hasil survei baik kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 yang aktif dan tidak aktif yaitu sebesar Rp 72.988. Tingkat kepatuhan membayar iuran pada peserta PBPU di Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Sulawesi lebih tinggi daripada di Jawa, namun tidak demikian di Papua yang tingkat kepatuhannya lebih rendah dibanding di Jawa. Kelompok pendapatan lebih tinggi memiliki kecenderungan untuk lebih patuh daripada pendapatan rendah, namun jika dikaitkan dengan pengeluaran rokok terlihat bahwa memiliki korelasi negatif dengan kepatuhan bayar. Responden yg pernah mendapat pernah mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan memiliki kecenderungan untuk patuh membayar. Kesimpulan: Hasil perhitungan ATP relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan besaran premi BPJS. Selanjutnya, kemauan membayarnya saat ini hanya setengah dari besar premi JKN saat ini sehingga diperlukan strategi penargetan subsidi untuk peserta JKN. Untuk meningkatkan kepatuhan membayar maka BPJS perlu meningkatkan sosialisasi manfaat asuransi kesehatan di komunitas pekerja informal serta memfasilitasi pengumpulan pembayaran.
Rumpun Ilmu Bidang Ekonomi Lain Yang Belum Tercantum
Bahasa Asli/Original Language Bahasa Indonesia
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi
1Laporan Kajian Akhir ATP WTP rev (1).pdfBukti Published
2KE-FK-1095-EC-2022 - Muhammad Syamsu Hidayat, SE_, M_Sc_, Ph_D_ - KE-0925-07-2022.pdfDokumen Pendukung Karya Ilmiah (Hibah, Publikasi, Penelitian, Pengabdian)