Karya
Judul/Title Jurnalisme Warga: Liyan, Timpang dan Diskriminatif
Penulis/Author ARYO SUBARKAH (1) ; Prof. Dr. Faruk, S.U. (2); Dr. Budi Irawanto, S.IP, M.A. (3)
Tanggal/Date 13 2019
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract Keterlibatan warga dalam menyampaikan informasi yang luput dilakukan oleh jurnalis profesional masih bisa kita lihat hingga kini. Terutama pada peristiwa-peristiwa bencana alam seperti gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala pada akhir September 2018. Hal ini menunjukkan praktik jurnalisme warga masih mungkin dijalankan. Hanya saja, di ranah akedemis, riset jurnalisme warga di Indonesia tidak terlalu variatif dan terkesan berjalan di tempat, didominasi pembicaraan sejauh mana peran dan efektivitasnya berdasarkan model-model tertentu. Situasi ini sebaiknya diatasi. Salah satunya dengan menghadirkan cara berpikir cultural studies dalam mengkaji isu-isu jurnalisme warga. Cultural studies atau kajian budaya adalah kajian kritis yang mampu membantu periset menyelami beragam hal, yakni representasi, regulasi, identitas, konsumsi, dan produksi di mana masing-masing bisa saling terkait satu sama lain. Masalah lain yang saya temukan adalah pemahaman jurnalisme warga, yang selama ini berkembang perlu dikritisi karena tidak kontekstual dan cenderung asal klaim. Saya beranggapan jurnalisme warga adalah praktik yang timpang, eksklusif, elitis, dan diskriminatif. Keberadaaannya menjadi liyan bagi jurnalisme dominan. Artikel ini juga merupakan autokritik atas pemahaman saya soal jurnalisme warga dalam riset saya sebelumnya.
Rumpun Ilmu Kajian Budaya
Bahasa Asli/Original Language Bahasa Indonesia
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi
12019_Aryo-Faruk-Budi_Profetik Jurnal Komunikasi_19-1.pdf[PAK] Full Dokumen