Abstrak/Abstract |
Permasalahan yang diajukan adalah terkait pengelolaan limbah ampas buah nyamplung di desa Panggungharjo, Sewon, Bantul. Desa Panggungharjo memiliki Bumdesma yang salah satu sektor usahanya adalah memproduksi minyak tamanu dari biji buah nyamplung. Dalam operasionalnya, Bumdesma bekerja sama dengan Karang Taruna Cahyaning Amerta untuk proses produksi dengan memberdayakan pemuda desa. Bumdesma juga memberdayakan masyarakat sekitar dalam proses pengupasan buah nyamplung dimana setiap pengupas akan memperoleh Rp. 2.000/kg biji buah nyamplung. untuk mendapatkan target biji buah nyamplung yang siap diolah, bumdesma memberdayakan karang taruna cahyaning amerta untuk penjadwalan dan memastikan mutu hasil pengupasan.
Permasalahan yang muncul adalah terkait ampas buah nyamplung yang merupakan limbah produksi, baik kulit buah sisa pengupasan maupun daging buah sisa pengepresan. Tim dari Departemen Teknik Pertanian, FTP-UGM sebelumnya telah bekerjasama dengan pihak bumdesma dan karang taruna cahyaning amerta untuk memanfaatkan limbah ampas buah nyamplung ini sebagai bahan bakar pengeringan buah. Tim telah membuatkan desain tungku pengering yang dirangkai dengan rotary dryer untuk membantu mengeringkan biji nyamplung sebelum dipress menjadi minyak tamanu. namun, usaha ini dirasa belum optimal karena angka produksi limbah ampas buah nyamplung masih terlalu tinggi untuk hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengeringan. Untyk itu, tim mengajukan proposal ini untuk mengintroduksikan alat pirolisis untuk mengolah ampas buah nyamplung yang ada di desa panggungharjo menjadi briket biomassa yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan dapat menjadi solusi bagi penanganan limbah di desa panggungharjo.
Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian punya rekam jejak yang cukup dalam pengembengan alat pirolisis untuk mengolah limbah organik dari pertanian menjadi bahan bakar alternatif seperti briket, gasifier maupun asap cair. selama ini, laboratorium eenergi dan mesin pertanian telah memproduksi briket biomassa dari berbagai bahan organik limbah pertanian seperti tongkol jagung, jerami padi, sekam padi, maupun tongkol sawit. Karang Taruna Cahyaning Amerta dipilih sebagai mitra karena beberapa pertimbangan seperti: (1) saat ini karang taruna cahyaning amerta seedang fokus untuk penanganan limbah organik berupa ampas buah nyamplung di desa panggungharjo, (2) jumlah produksi ampas buah nyamplung dinilai cukup untuk produksi briket biomassa secara berkelanjutan, dan (3) kolaborasi yang baik antara pihak Bumdesma, Aparatur Desa, KArang Taruna dan Warga sekitar dirasa cukup baik untuk mendukung keberlanjutan dari program pengabdian ini. Harapannya, introduksi alat pirolisis ini dapat menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan yang ada di desa panggungharjo, meningkatkan kapasitas produksi masyarakat desa, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa dan desa panggungharjo dapat menjadi role model pengelolaan limbah organik secara mandiri dan bernilai ekonomi. |