Abstrak/Abstract |
The Resilience of Pancasila Ideology had ups and downs conditions. Its could not be separated from the efforts
and phenomenon in the society. That phenomenon caused the relisilience of Pancasila ideology be strengthened
or weakened. Moreover, the condition of Indonesia was experiencing ideological problems right now. This paper
decribed about the importance of the resilience of Pancasila ideology in supporting to national resilience, what
were the factors that weakened and strengthened the resilience of Pancasila ideology, and what efforts should be
made to strengthened the resilience of Pancasila ideology.
The methods used in this research were field research and library research, namely interview, FGD, survey,
and literature review. This research also briefly described about the instrument of Pancasila Ideology Index (IKIP).
The main aspects measured in IKIP were divinity, humanity, unity, popularness, and social justice. The indicators
of IKIP were politics, nationality, social, cultural, religious and economic.
This article was written and based on research for two years (2017-2018) conducted in nine provinces in
Indonesia. Namely: Manokwari (West Papua), Ambon (Maluku), Kupang (East Nusa Tenggara), Denpasar (Bali),
Makassar (South Sulawesi), Medan (North Sumatra), Pontianak (West Kalimantan), Yogyakarta (Yogyakarta Special
Region), and Jakarta. The location was chosen and based on the level of heterogeneity (religion, ethnicity, and
culture). Sampling method used multi-stage random sampling.This article also described the portrait of resilience
of Pancasila ideology in the nine (9) cities of Indonesia.
Ketahanan Ideologi Pancasila mengalami pasang surut. Hal ini tidak terlepas dari adanya upaya dan kejadian dalam masyarakat yang membuat ketahanan ideologi Pancasila menguat atau melemah, baik secara sengaja maupun di luar kesengajaan. Terkait dengan kondisi Indonesia saat ini yang tengah mengalami problematika ideologis, penelitian ini sangat diperlukan untuk mengkaji pentingnya ketahanan ideologi Pancasila dalam mendukung
ketahanan nasional; apa saja faktor yang memperkuat dan memperlemah ketahanan ideologi Pancasila; serta upaya
apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ideologi Pancasila.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan pustaka, di antaranya wawancara,
FGD, survei, dan kajian pustaka. Penelitian ini juga menjelaskan secara ringkas instrument Indeks Ideologi (IKIP).
Aspek utama yang diukur dalam IKIP ini adalah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.
Pada setiap aspek dikategorsasikan lagi ke dalam indikator-indikator yaitu yaitu politik, kenegaraan-kebangsaan,
sosial, kebudayaan, keagamaan, dan ekonomi.
Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian selama dua tahun (2017-2018) pada sembilan provinsi di Indonesia,
yaitu Manokwari (Papua Barat), Ambon (Maluku), Kupang (NTT), Denpasar (Bali), Makassar ( Sulawesi Selatan),
Pontianak (Kalimantan Barat), Yogyakarta (DIY), Jakarta (DKI Jakarta), dan Medan (Sumatera Utara). Pemilihan
lokasi berdasarkan tingkat heterogenitas agama, suku, dan budaya. Metode penentuan lokasi survei menggunakan
multi-stage random sampling. Pada akhir artikel ini juga dipaparkan hasil pengukuran tingkat ketahanan ideologi
Pancasila pada sembilan lokasi tersebut. |