Karya
Judul/Title IMPLEMENTASI KEMAMPUAN DETEKSI DINI PENYAKIT GIGI DAN MULUT OLEH KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG MENUJU DESA SEHAT GIGI DAN MULUT 2030
Penulis/Author drg. Pramudya Aditama, M.D.Sc., Sp.Pros (1); Leny Pratiwi Arie Sandy, S.Kp.G., MDSc. (2); drg. Fimma Naritasari, MDSc (3)
Tanggal/Date 2017
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract Fakultas Kedokteran Gigi UGM memegang peranan salah satunya dalam melaksanakan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (ESD). Fakultas Kedokteran Gigi UGM memberikan informasi, penyadaran dan pembelajaran mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dan yang terpenting mengedukasi pentingnya pencegahan penyakit gigi dan mulut di masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Fakultas Kedokteran Gigi UGM secara kontinu melakukan promosi ESD, melakukan pendampingan, slah satunya dengan membentuk Kader Kesehatan Gigi dan Mulut di tengah-tengah masyarakat. Kader kesehatan gigi dan mulut yang telah dilatih dan ditatar memiliki bekal dasar dalam mengedukasi masyarakat lain di lingkungannya. Mereka bertugas mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan khususnya mengenai kesehatan gigi. Berdasarkan pada data informasi (DATIN KESGILUT 2014), Riskesdas 2007 dan 2013 menunjukan adanya peningkatan jumlah penderita gigi mulut dari 29.7% (2007) menjadi 31,3%, sementara untuk effective medical demand (EMD) menunjukan adanya peningkatan dari 6,9% menjadi 8,1%. Yogyakarta merupakan provinsi ke-4 dengan jumlah penderita kesehatan gigi dan mulut tertinggi dan provinsi ke-3 dengan EMD tertinggi se Indonesia. Kondisi ini merupakan suatu hal yang menjadikan perhatian utama dari Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Sejalan dengan visi dan misi FKG UGM, maka dikembangkanlah desa binaan yang diharapkan mampu mewujudkan masyarakat yang mampu mendorong kemandirian dalam bidang kesehatan gigi dan mulut secara berkelanjutan. Saat ini FKG UGM mempunyai dua dusun yang telah dibina yaitu Desa Donokerto dan Desa Ngoro Oro. Tahun 2016, desa Wonokerto Turi dan desa Panjangrejo Pundong dipilih sebagai desa binaan UGM untuk mengembangkan kader kesehatan gigi dan mulut menuju desa bebas penyakit gigi dan mulut. Dalam pengembangan metode penurunan penyakit gigi dan mulut disamping dilakukan perawatan terhadap penyakit yang sudah ada diperlukan pendekatan pendekatan sociodental approach, sebuah pendekatan untuk melihat permasalahan kebutuhan perawatan kesehatan gigi berdasarkan pada sociodental culture approach. Berdasarkan pada penelitian menunjukan bahwa pada suatu daerah di kota Bandung menunjukan adanya prevalensi bebas karies gigi hanya 1,3% saja. Sisanya, 98,7% responden memiliki karies gigi. Dari prevalensi tersebut ternyata jumlah masyarakat yang datang baru sekiitar 35% saja, 65% masyarakat memilih untuk merawat dan mengobatinya sendiri. Kesenjangan ini terjadi disebabkan adanya perbedaan persepsi dimana menurut tenaga medis rasa nyeri perlu dilakukan perawatan, akan tetapi bagi masyakarat nyeri gigi selama bisa diobati sendiri tidak perlu untuk dibawa ke pelayanan kesehatan. Kesenjangan tersebut bisa diatasi dengan suatu pendekatan kepada tokoh masyarakat di daerah tersebut. Hal ini mengingat bahwa didalam kultur kita masyarakat cenderung aktif bertanya kepada tetua/sesepuh ketimbang ke dokter. Penyebab lainnya adalah terkait faktor sosial ekonomi, dan faktor psikologis dimana dalam benak masyarakat, dukun atau paraji lebih bernas ketimbang dokter ataupun bidan. Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong merupakan desa binaan terbaru yang diajukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul kepada FKG UGM ketika perpajangan MOU tahun 2015. Desa tersebut memiliki luas wilayah kurang lebih 528.358 Ha dan terdiri atas 16 dusun dengan penduduk sebanyak 9233 jiwa. Sejak saat itu banyak program yang telah digulirkan di daerah tersebut namun kebanyakan dari program tersebut berupa kegiatan Kuratif. Pada tahun 2017 melalui skema Hibah Pemandatan UGM, Unit Pengabdian masyarakat FKG UGM bersama dengan tim yang sama dengan penggagas hibah ini melakukan pendataan awal indikatorindikator kesehatan gigi yang ada pada desa tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan utama/program yang tepat untuk diaplikasikan dalam masyarakat desa tersebut. Dari data yang didiapat pada hibah sebelumnya, angka karies gigi dan kerusakan jaringan periodontal gigi akibat karang gigi masih mendominasi pada warga masyarakat desa panjangrejo. Data tersebut telah dilaporkan kepada pihak puskesmas terkait guna mensinergikan program-program pemerintah dengan kebutuhan masyarakat. Setelah mendapatkan data indikator kesehatan gigi pada masyarakat desa panjangrejo, selanjutnya harus dilakukan pelatihan lanjut/penataran bagi kader kesehatan gigi yang telah dibentuk guna memahami lebh spesifik pencegahan karies gigi dan penyakit periodontal dan diharapkan materi edukasi yang lebih spesifik seputar karies gigi dan penyakit periodontal ini dapat disampaikan oleh kader kesehatan gigi da mulut yang telah dibentuk dan dilatih kepada masyarakat sekitar di desa panjangrejo.
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi
12017 SK PM ESD-Pramudya.pdfSurat Tugas / SK