Penulis/Author |
Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D (1) ; Prof. Dr. Ahmad Maryudi, S.Hut., M.For. (2); Prof. Dr. Ir. Ris Hadi Purwanto, M.Agr.Sc. (3); Dr. Rohman, S.Hut.M.P. (4); Teguh Yuwono, S.Hut., M.Sc. (5); Budi Mulyana, S.Hut., M.Si. (6); Andita Aulia Pratama, S.Hut., M.Sc. (7) |
Abstrak/Abstract |
Posisi hutan di tengah masyarakat dapat menjadi dua sisi yang saling bertolak belakang. Hutan dapat
menjadi suatu berkah yang menguntungkan ataupun sebaliknya menjadi sebuah bencana akibat
pembatasan akses pemanfaatan sumber daya. Hutan Pendidikan Wanagama juga menghadapi hal
yang sama. Masyarakat sekitar hutan merupakan mitra strategis Wanagama yang dituntut untuk dapat
berkembang menghadapi perubahan sosial dan ekonomi. Praktik dan teknik agroforestry yang
menggabungkan konsep-konsep dasar pertanian pada lahan kehutanan, diharapkan menjadi solusi
permasalahan keberlanjutan ekologi, ekonomi dan sumber penghidupan masyarakat sekitar hutan
Praktik agroforestry pada zona hutan serbaguna Wanagama saat ini telah mampu memproduksi madu,
pangan, hingga ekstraksi kayu putih secara mandiri menjadi bentuk aktivitas penguatan ekonomi yang
telah berjalan.
Permasalahan yang kemudian muncul adalah, aktivitas-aktivitas penguatan ekonomi baik in farm
maupun on farm tidak diimbangi dengan perencanaan bisnis yang memadai. Sebagai contoh,
masyarakat sudah menguasai bagaimana memproduksi hasil pangan agroforestry namun tidak dapat
menemukan pasar yang tepat. Atau dalam kasus lain mitra telah mampu menjualkan produk yang
mereka hasilkan, namun mereka tidak memahami terkait prinsip-prinsip menjaga pelanggan. Hal ini
sangat berkaitan dengan masalah kewirausahaan yang masih perlu ditumbuhkan.
Untuk memetakan permasalahan-permasalahan kewirausahaan tersebut, terdapat instrument yang
dapat digunakan yang disebut Business Model Canvas (BMC). BMC memiliki keunggulan dalam
analisis model bisnis yang dapat mengambarkan secara sederhana dan menyeluruh terhadap kondisi
suatu usaha yang akan maupun tengah dijalankan. BMC mencoba memetakan beberapa komponen
usaha berdasarkan segmen konsumen, value yang ditawarkan, jalur pemasaran, jalinan hubungan
dengan pelangan, komponen income, inventarisasi aset, mitra kerja sama, penggambaran alur
produksi, serta struktur biaya yang perlu disusun. Pelatihan Business Model Canvas kepada mitra
Wanagama diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman terhadap strategi dan
perencanaan usaha kecil yang terencana. Sehingga kedepannya, tantangan dan permasalahan yang
kerap dihadapi dalam pengusahaan hasil agroforestry dapat lebih terpetakan serta ditemukan berbagai
alternatif solusi dari setiap persoalan. Pada akhirnya ketika mitra Wanagama terbiasa membuat
perencanaan usaha dan mampu menyelesaikan dinamika permasalahan di lapangan, harapannya
kemandirian masyarakat sekitar hutan dalam pengusahaan hasil agroforestry dapat berlasung secara
berkelanjutan. |