Karya
Judul/Title IDENTIFIKASI TROPICAL FROST SEBAGAI BENCANA HIDROMETEOROLOGIS DI DATARAN TINGGI DIENG
Penulis/Author Dr. Emilya Nurjani, S.Si., M.Si. (1) ; ADITYA PRADANA (2)
Tanggal/Date 2018
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract Dataran Tinggi Dieng merupakan wilayah perbukitan yang terkenal dengan wisata. daerah tersebut merupakan daerah yang subur untuk aktivitas pertanian. Selain itu di daerah tersebut memiliki banyak titik-titik yang mampu menyedot orang untuk datang berwisata seperti kawah, telaga, bangunan peninggalan bersejarah serta pemandangan alam yang cantik. Potensi alam yang lain adalah berupa panas bumi yang kemudian dieksplorasi untuk digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi. Kawasan pertanian yang ada di Dieng ini umumnya adalah tanaman sayur mayur, kentang, tembakau, carica. Ancaman yang ada terhadap budidaya pertanian yang dilakukan penduduk adalah letusan kawah dengan debu beracun serta mbun upas atau embun beku (tropical frost). Embun upas adalah embun yang muncul di pagi hari dan muncul seperti embun biasa namun berbentuk es. Kemunculan embun upas pada musim kemarau. Akibat yang ditimbulkan adalah kematian tanaman sehingga menimbulkan kerugian bagi petani. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tropical frost di Dataran Tinggi Dieng, adapun tujuan khususnya adalah mengetahui karakteristik tropical frost, identifikasi kerentanan wilayah Dieng serta kerugian petani, strategi untuk menganatisipasi kejadian untuk mengurangi kerugian Tropical Frost yang terjadi di Dataran Tinggi Dieng termasuk jenis Frost Radiasi karena pada saat kejadian tidak ada angin, langit bersih (tidak ada awan), terjadi inversi, dan suhu udara di Dataran Tinggi Dieng sepanjang hari selalu di atas 0oC. Kerugian lahan pertanian akibat bencana frost berkisar Rp 5.500.000,- sampai Rp 66.000.000,- dimana besarnya kerugian umumnya Rp 11.000.000,-. (data Tahun 2015). Faktor yang paling mempengaruhi besar kecilnya kerugian adalah musim tanam kentang di musim kemarau. Apabila periode menanam kentang kurang dari usia 2 bulan, maka kentang akan mengalami kegagalan panen 100%. Periode menanam kentang usia 3 bulan (usia dewasa), kegagalan panen 50%. Periode usia 4 bulan (usia panen), maka 20% kentang akan mengalami kegagalan panen. Mitigasi yang dilakukan antara lain Merubah jenis tanaman yang memiliki risiko yang lebih kecil misalnya wortel, terong belanda dan daun bawang; Tumpang sari atau menanam beberapa jenis tanaman dalam satu lokasi dansatu waktu; Memberikan pemanasan di sekitar ladang agar suhu udara tidak menurun dengan drastis; Memasang blower yang berfungsi sebagai angin untuk mencegah pendinginan massa udara; Menutup ladang dengan mulsa atau plastic
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi