Abstrak/Abstract |
Aksi teror masih terus dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan cara
pembakaran fasilitas umum dan beberapa aksi pembunuhan. Selain itu, upaya disintegrasi bangsa
juga dilakukan melalui propaganda di media sosial. Apabila aksi-aksi tersebut tidak segera diatasi
akan menjadi ancaman disintegrasi Papua dari Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi
beragam propaganda Papua Merdeka. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana
kritis. Data yang digunakan berupa unggahan di media sosial Facebook milik KKB Papua maupun
simpatisan. Hasil penelitian menunjukkan pada tataran tekstual adanya beragam propaganda,
seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI)-Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dianggap
melakukan operasi secara terbuka, membentuk milisi, menyiksa rakyat Papua, kekerasan terhadap
warga sipil, dan meneror tempat ibadah. Masyarakat Indonesia non-Papua dianggap melabeli
masyarakat Papua dengan kata ‘monyet’/’gorila’. Mahasiswa Papua di daerah ditindas.
Kemerdekaan dianggap sebagai petunjuk Tuhan untuk membebaskan diri dari kolonialisme
Indonesia. Upaya memerdekakan diri dengan membuat Undang-Undang Dasar (UUD) sementara,
menolak produk hukum Indonesia. Perlunya desakan dan tuntutan referendum dan penghentian
otonomi khusus. Praktik wacana level meso menunjukkan bahwa unggahan diproduksi secara
pribadi oleh masing-masing pemilik akun. Pada tataran makro menunjukkan adanya kecemburuan
sosial ekonomi terhadap para pendatang dan sentimen keagamaan. Teknik propaganda yang
dominan digunakan KKB adalah card stacking, yakni menyajikan informasi yang tidak berdasar dan
memutarbalikkan fakta dengan menyudutkan pemerintah Indonesia. Teknik name calling dengan
menstereotipe negatif segala hal tentang Indonesia. Penggunaan teknik glittering generalities dan
bandwagon dengan menebarkan janji manis dan keyakinan tentang referendum dan
kemerdekaan. Propaganda tersebut akan diterima begitu saja apabila tidak dilakukan kontra
propaganda dengan memberikan informasi yang benar dan dapat dipercaya masyarakat Papua.
Untuk itu pentingya memberikan edukasi dan penanaman rasa memiliki Indonesia sebagai kunci
melawan aksi propaganda dan sparatisme yang dilakukan KKB Papua Merdeka bagi masyarakat
indonesia khususnya masyarakat papua. |