Abstrak/Abstract |
Regionalisme dalam arsitektur dapat digolongkan sebagai meta-teori, dengan definisi dan aplikasi yang terbatas pada lingkup lokal dan praktek yang seringkali menimbulkan polemik karena teorisasi yang masih bersifat preskriptif (Canizaro, 2007). Dalam konteks Kota Yogyakarta dengan keunikan nilai budaya dan karakter geografisnya, regionalisme dalam arsitektur menjadi fenomena yang menarik untuk diamati. Secara khusus, hal ini juga dapat dilihat pada arsitektur hotel kontemporer, yang dituntut untuk menjawab kebutuhan dan permasalahan arsitektural masa kini tanpa mengesampingkan karakter danidentitas lokal. Teori regionalisme dalam arsitektur digunakan sebagai dasar untuk memahami penerapan nilai lokal dalam desain bangunan. Dasar penelitian memadukan teori regionalisme dalam modernisme (Ozkan, 1985) yang berfokus pada asosiasi terhadap faktor budaya dan historis, teori regionalisme kritis (Frampton, 1983) yang berfokus pada atribut lokal di luar faktor budaya dan historis seperti karakter iklim dan geografis, serta didukung dengan teori regionalisme di Indonesia oleh Wondoamiseno (1991). Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi adanya penerapan regionalisme dalam arsitektur. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan rasionalistik pada 7 sampel objek hotel amatan yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian telah mengidentifikasikan adanya penerapan regionalisme pada objek amatan, yang masih menunjukkan kecenderungan pada tipe regionalisme yangmembentuk asosiasi terhadap faktor budaya dan historis dari lokal Kota Yogyakarta. |