Abstrak/Abstract |
Petani tembakau berpotensi mengalami keracunan nikotin akut yang dikenal sebagai Green Tobacco Sickness (GTS) dengan tingkat insidensi mencapai 63,7%, yang ditandai dengan gejala toksisitas seperti pusing, mual, muntah, keringat berlebih, kram perut, penglihatan kabur dan diare. Tingginya jumlah petani tembakau di wilayah Yogyakarta – Jawa Tengah dengan luas perkebunan tembakau tertinggi kedua di Indonesia dan pengolahannya yang masih tradisional berpotensi untuk mengalami GTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian GTS serta hubungan waktu paparan dan gejala toksisitas yang timbul untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran di kalangan pekerja tembakau dan praktisi klinis, sehingga tindakan pencegahan dan penanganan yang sesuai dapat dilakukan. Melihat dari data jumlah petani tembakau, penelitian ini direncanakan untuk dilakukan di wilayah Sleman, Gunung Kidul, Temanggung dan Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui faktor apa saja berpengaruh terhadap kejadian GTS pada petani tembakau. Data terdiri dari karakteristik demografi responden, jenis dan angka kejadian GTS yang dialami oleh petani tembakau, menginventarisir faktor-faktor penyebab terjadinya, serta mengevaluasi hubungan lamanya durasi paparan terhadap tanda dan gejala ketoksikan yang dialami oleh para petani tembakau. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner self-administered questionnaire yang disusun berdasarkan kajian literatur beberapa penelitian sebelumnya yang menggambarkan adanya kejadian GTS yang disertai dengan gejala yang dirasakan oleh petani tembakau. Analisis data yang akan digunakan adalah deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif dilakukan terhadap karakteristik demografi responden dan analisis statistik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik responden dengan faktor terjadinya GTS. |