Karya
Judul/Title Hubungan Antara Retraksi Gigi Insisivus Bawah Dan Mesialisasi Gigi Molar Bawah Dengan Perubahan Sudut Segitiga Tweed (Kajian Sefalogram Lateral Sebelum dan Sesudah Perawatan Maloklusi Angle Klas II divisi 1 dengan Teknik Begg)
Penulis/Author drg. Soekarsono Hardjono, Sp Ort (K). (1); drg. Wayan Ardhana, M.S., Sp.Ort(K). (2)
Tanggal/Date 2016
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract Maloklusi Angle klas II divisi 1 memiliki ciri antara lain mandibula retrusif, inklinasi gigi insisivus atas dan bawah ke labial Perawatan ortodontik pada kasus ini terutama bertujuan untuk memperbaiki profil wajah. Teknik Begg dapat digunakan untuk merawat kasus maloklusi Angle klas II divisi 1, dengan mekanika yang kompleks dan kerjasama antara anchorage bends dan elastik intermaksiler klas II menghasilkan pembukaan gigitan, rotasi mandibula. retraksi gigi insisivus atas maupun bawah dan mesialisasi gigi molar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara retraksi gigi insisivus dan mesialisasi gigi molar bawah dengan perubahan sudut segitiga Tweed yang terdiri dari FMA, FMIA dan IMPA pada kasus maloklusi Angle klas II divisi 1 dengan teknik Begg. Penelitian ini dilakukan pada 18 pasang sampel sefalogram lateral sebelum dan sesudah perawatan dari pasien yang dirawat di klinik ortodonsia Rumah Sakit Gigi Mulut Prof. Soedomo FKG UGM dari tahun 2000-2012 dengan kriteria maloklusi Angle klas II divisi 1, pencabutan empat premolar pertama, usia antara 18-35 tahun dan mendapat persetujuan dari komite etik. Data diambil dan diukur secara linier untuk perubahan posisi gigi insisivus dan molar bawah serta pengukuran anguler untuk perubahan sudut FMA, FMIA dan IMPA. Data dianalisis dengan paired t-test untuk mengetahui perbedaan masing-masing variabel antara sebelum dan sesudah perawatan, korelasi product moment Pearson untuk mengetahui hubungan retraksi gigi insisvus dan mesialisasi gigi molar bawah dengan perubahan sudut FMA, FMIA dan IMPA dan analisis regresi. Hasil uji korelasi product moment Pearson menunjukkan terdapat hubungan bermakna hanya pada retraksi gigi insisvus bawah dengan perubahan sudut IMPA (p<0,05). Berdasarkan analisis regresi diperoleh hasil bahwa setiap retraksi gigi insisivus bawah 1 mm maka akan terjadi pengurangan besar sudut IMPA sebesar 1,563o. Kesimpulan: terdapat korelasi antara retraksi gigi insisivus bawah dengan sudut IMPA namun tidak berkorelasi dengan perubahan sudut FMA dan FMIA, dan tidak terdapat korelasi antara mesialisai gigi molar dengan perubahan sudut FMA, FMIA dan IMPA.
Rumpun Ilmu Ortodonsia
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi