Hubungan antara Perubahan Tinggi Molar Mandibula dan Rotasi Mandibula pada Maloklusi Angle Kelas II Divisi 1 dengan Perawatan Teknik Begg
Penulis/Author
PUSPITA NDARU PUTRI (1); Dr. drg. Cendrawasih Andusyana Farmasyanti, M.Kes.Sp.Ort(K). (2); drg. Josephine C Paula Heryumani Sulandjari, M.S., Sp.Ort(K). (3)
Tanggal/Date
2017
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract
Perawatan Maloklusi Angle kelas II divisi 1 dengan teknik Begg membutuhkan elastik intermaksiler kelas II yang dapat
mengakibatkan ekstrusi gigi molar satu mandibula. Terdapat kontroversi apakah ekstrusi molar mandibula menyebabkan rotasi
mandibula karena beberapa peneliti menyimpulkan hasil yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
perubahan tinggi molar mandibula dan rotasi mandibula maloklusi Angle kelas II divisi 1 pada perawatan teknik Begg.
Penelitian ini dilakukan pada 22 pasang sefalogram lateral sebelum dan sesudah perawatan dari pasien yang dirawat
di klinik ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof Soedomo FKG UGM dari tahun 2000-2014 dengan kriteria maloklusi Angle
kelas II divisi 1, pencabutan empat premolar pertama, usia >18 tahun dan telah mendapatkan persetujuan dari komite etik. Data
diambil dan diukur secara linier untuk perubahan tinggi molar mandibula serta pengukuran anguler untuk perubahan sudut Y-axis.
Data dianalisis dengan korelasi product moment Pearson untuk mengetahui hubungan perubahan tinggi molar mandibula dengan
perubahan sudut Y-axis dan analisis regresi.
Hasil uji korelasi regresi product moment Pearson menunjukkan terdapat hubungan positif dan bermakna pada perubahan
tinggi molar mandibula dengan perubahan sudut Y-axis (p<0,05). Peningkatan tinggi molar mandibula akan diikuti peningkatan
sudut Y-axis yang menunjukkan peningkatan rotasi mandibula. Berdasarkan analisis regresi diperoleh hasil bahwa setiap perubahan
tinggi molar 1 mm akan terjadi penambahan sudut Y-axis sebesar 1,017ยบ.