INDEKS ANCAMAN GERAKAN TANAH DENGAN METODE ANALYTHICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENATAAN INFRASTRUKTUR KEPARIWISATAAN DI KAWASAN GEOPARK GUNUNG BATUR, KABUPATEN BANGLI
Penulis/Author
I NENGAH SINARTA (1); Prof. Dr. Ir. Ahmad Rifa'i, MT. (2); Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, Ph.D., IPU. (3); Prof. Dr.Eng. Ir. Wahyu Wilopo S.T., M.Eng., IPM. (4)
Tanggal/Date
8 2016
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract
Geopark Gunung Batur adalah destinasi geowisata di Kabupaten Bangli. Daerah ini merupakan
Kaldera Gunung Batur dengan lereng yang memiliki potensi bencana gerakan tanah. Penelitian ini
bertujuan untuk menyusun peta ancaman bencana gerakan tanah, yang sangat diperlukan sebagai
upaya pengurangan risiko bencana longsor. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai
pedoman penanggulangan dan pencegahan bencana dan dapat diangkat sebagai kebijakan
pemerintah dalam penataan infrastruktur pariwisata. Penelitian mengambil lokasi di Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli yang merupakan kawasan geowisata Gunung Batur. Indeks ancaman
bencana gerakan tanah disusun menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Kriteria
yang digunakan berdasarkan 7 (tujuh) indikator penataan kawasan rawan longsor yang tertuang
dalam Permen PU No. 22/PRT/M/2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling
mempengaruhi ancaman longsor di kawasan geopark adalah kemiringan lereng, tata air lereng dan
litologi batuan. Kawasan geopark Gunung Batur berada pada tipologi B dengan 500 – 2000 mdpl, dengan
prosentase ancaman tinggi sebesar 11?n sangat tinggi 9%. Luasan tingkat sangat tinggi sebesar 4216
ha terdapat di puncak Gunung Batur, puncak dan punggung Gunung Abang dengan dusun yang
berpotensi terancam aliran debris meliputi Dusun Trunyan, Dusun Abang Batudinding dan Desa Buahan.
Tingkat ancaman tinggi seluas 5232 ha tersebar di sekitar lereng Gunung Batur, dengan jenis longsoran
jatuhan atau luncuran batuan.