Abstrak/Abstract |
Kraniosinostosis merupakan kondisi dimana terdapat fusi prematur dari satu atau lebih sutura kranial, yang menyebabkan kelainan neurologi,
deformitas
yang
khas
pada bentuk
wajah
dan tengkorak,
juga disertai
peningkatan
tekanan
intrakranial,
gangguan penglihatan,
tuli dan
defisit
kognitif.
Kraniosinostosis
dapat
muncul secara
primer
maupun secara
sekunder
yang
diakibatkan
gangguan lain. Sebanyak
85% kraniosinostosis
primer
muncul sebagai kondisi tunggal sedangkan
15% sisanya
sebagai bagian
dari
sindrom
multisistem.
Pemeriksaan radiologis penting dilakukan untuk penegakkan diagnosis yang akurat, perencanaan operasi, evaluasi terapi dan identifikasi
anomali penyerta serta komplikasi yang berkaitan dengan kraniosinostosis. Computed Tomography (CT) dengan rekonstruksi 3 dimensi mer-
upakan teknik yang digunakan untuk menegakkan diagnosa kraniosinostosis karena dapat memberikan gambaran tulang yang lebih baik.
Meskipun demikian, adanya paparan radiasi dari CT scan terutama pada bayi menyebabkan penulis mencari alternatif teknik pemeriksaan
radiologis lain termasuk penggunaan ultrasonografi, rontgen kranium polos dan MRI. |