Abstrak/Abstract |
Hampir setiap individu pernah mengalami bibir kering dan pecah-pecah atau disebut juga dry lips. Dry lips merupakan kondisi multifaktorial yang dapat disebabkan oleh rendahnya kadar air atau dehidrasi pada lapisan terluar bibir (stratum corneum), paparan sinar matahari, cuaca/udara dingin, serta infeksi bakteri. Kondisi dry lips biasanya memicu kebiasaan membasahi bibir dengan air liur, padahal kebiasaan ini justru akan membuat bibir semakin kering.
Dry lips tentu saja dapat mengganggu penampilan dan terasa tidak nyaman karena perih dan sakit. Jika kondisi ini dibiarkan, bibir dapat terluka dan menjadi pintu masuk yang mudah bagi bakteri terutama bakteri dari grup streptococcus dan staphylococcus. Kondisi infeksi bibir dikarenakan bakteri sering dikenal dengan istilah infective cheilitis.
Salah satu upaya mengatasi dry lips adalah penggunaan sediaan lip balm. Namun, sediaan lip balm yang beredar saat ini sebagian besar hanya berfokus pada estetika, sehingga masih jarang produk lip balm dipasaran yang memiliki dan di branding kearah fungsional seperti memiliki daya antibakteri untuk mencegah penyakit infeksi bibir. Meskipun produk lip balm lokal sudah mulai bermunculan, namun produk-produk lip balm yang diminati oleh pasar masih didominasi oleh produk import, seperti dari Korea dan Thailand.
Salah satu bahan yang berpotensi digunakan dalam produk lip balm ialah senyawa d-linalool yang didapat dari ektrak biji ketumbar. Ketumbar merupakan tanaman yang popular di Indonesia dan cukup melimpah jumlahnya. Ketumbar diketahui memiliki sifat anti bakteri dengan efek samping yang minimal. Penambahan ektrak biji ketumbar ke dalam lip balm diharapkan dapat mempercepat penyembuhan dari dry lips, serta mencegah bakteri masuk kedalam luka yang dapat menyebabkan infeksi. Kondisi steril pada dry lips memungkinkan bibir untuk beregenerasi lebih cepat. Selain itu, penggunaan lip balm dengan bahan alami akan jauh lebih aman digunakan setiap saat dibandingkan dengan menggunakan lip balm dengan bahan sintetis.
Oleh karena itu, pengusul memiliki ide untuk membuat startup rekacipta “GamaCare”. GamaCare adalah startup yang berfokus pada inovasi produk-produk herbal berbasis penelitian untuk menghasilkan civitas yang memiliki jiwa kewirausahaan serta meningkatkan awareness masyarakat. Produk pertama yang kami usulkan yakni berupa lip balm yang memiliki daya antibakteri. Harapan kedepan, GamaCare dapat berkembang menjadi startup yang menghasilkan berbagai produk inovasi berbasis penelitian lainnya dan menjadi jembatan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa antar jurusan.
|