Penulis/Author |
Ari Susanti, S.Hut., M.Sc., Ph.D. (1) ; Dr. Ir. Hero Marhaento, S.Hut., M.Si., IPM (2); Dr. Ir. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc., IPU (3); Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D (4); Dr. rer. silv. Muhammad Ali Imron, S.Hut., M.Sc. (5); Slamet Riyanto, S.Hut., M.Si. (6); Dr. Ir. Handojo Hadi Nurjanto, M.Agr.Sc. (7); Fiqri Ardiansyah, S.Hut., M.Sc. (8); Denni Susanto, S.Hut., M.Sc. (9); Siti Maimunah (10); Sarah Claude Amyot (11) |
Abstrak/Abstract |
Strategi Jangka Benah (SJB) merupakan salah atu alternatif yang ditawarkan oleh Fakultas Kehutanan UGM untuk menyelesaikan keterlanjuran keberadaan kebun kelapa sawit rakyat monokultur di dalam kawasan hutan. SJB dilakukan melalui dua tahap yakni merubah kebun kelapa sawit rakyat monokultur menjadi agroforestri dan memperbaiki struktur dan fungsi ekosistem agroforestri kelapa sawit sehingga dapat menyerupai hutan alam. Agroforestri sawit sudah diadopsi oleh petani dalam skala terbatas, namun sebagian besar petani masih melakukan praktek monokultur. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa keputusan petani untuk mengadopsi agroforestri kelapa sawit dipengaruhi oleh karakteristik rumah tangga petani, karakteristik biofisik, persepsi terhadap manfaat dan resiko serta dukungan eksternal dalam mengimplementasi agroforestri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengarugi keputusan petani dalam melakukan adopsi agroforestri kelapa sawit di Kalimantan Tengah dalam konteks penyelesaian keterlanjuran keberadaan kebun kelapa sawit rakyat monokultur di dalam kawasan hutan. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diperlukan dalam memformulasikan intervensi kegiatan atau program di masa yang akan datang untuk penyelesaian keterlanjuran keberadaan kebun kelapa sawit rakyat monokultur di dalam kawasan hutan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April – Juni 2020 dimana terjadi pembatasan mobilitas secara global karena adanya pandemic COVID-19. Oleh karena itu, pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan interview secara langsung dengan responden yang dilakukan sepenuhnya oleh mitra lokal di Kalimantan Tengah. Sementara tahap kedua dilakukan secara online dengan menggunakan Google form. Daftar pertanyaan merupakan kuesioner terstruktur yang terkait dengan karakteristik rumah tangga, karakteristik biofisik dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengadopsi agroforestry kelapa sawit. Analisis statistik deskriptif dan uji perbedaan rerata dilakukan pada kelompok petani yang mengadopsi (adopter) dan yang belum mengadopsi (non-adopter) untuk melihat persamaan dan perbedaan karakteristik antara kedua kelompok tersebut. Hasil analisis menujukkan bahwa kelompok adopter merupakan kelompok petani yang berusia lebih muda dibandingkan dengan kelompok non adopter (p<0.05) dan mempunyai rerata luas lahan garapan yang secara statistik tidak berebda nyata. Sekitar 42?ri non-adopter menyatakan tertarik untuk mengadopsi agroforestri kelapa sawit di masa yang akan datang apabila mereka memperoleh dukungan eksternal. Dukungan yang diharapkan berupa input pertanian seperti bibit, pupuk dan biaya penanaman serta bimbingan teknis dalam membangun agroforestri kelapa sawit. Sekitar 40?ri responden menyetujui bahwa tekanan sosial baik dari anggota keluarga maupun anggota komunitas menjadi faktor yang penting dalam mempengaruhi keputusan petani untuk mengadopsi agroforestri kelapa sawit. |