Abstrak/Abstract |
Memahami struktur ruang perkotaan sangat penting untuk pengembangan perkotaan yang adil
dan berkelanjutan, terutama di kota-kota yang mengalami transformasi cepat di negara-negara
berkembang (Global South). Metode tradisional dalam menentukan pusat perkotaan dan sub-pusat
seringkali bergantung pada batas administratif yang kaku atau paradigma perencanaan yang usang,
sehingga gagal menangkap sifat dinamis dan emergensi dari sistem ruang perkotaan. Studi ini
mengusulkan pendekatan geospasial terintegrasi untuk mengidentifikasi dan mempertajam
struktur ruang kota dengan menggabungkan berbagai dataset spasial dan teknik analitis.
Menggunakan Kota Magelang, pusat perkotaan berukuran sedang di Jawa Tengah, Indonesia,
sebagai studi kasus, kami menunjukkan bagaimana analisis spasial perkotaan kontemporer dapat
meningkatkan pemahaman tentang fungsi dan struktur spatial perkotaan.
Penelitian ini menggunakan tiga metodologi spasial komplementer untuk mengidentifikasi
dan memvalidasi struktur spasial perkotaan. Pertama, Estimasi Kepadatan Kernel (KDE)
diterapkan pada data sebaran sarana prasarana dan amenitas (PoI)—termasuk fasilitas komersial,
pendidikan, kesehatan, dan rekreasi—untuk menangkap konsentrasi spasial fungsi perkotaan dan
zona pengaruhnya (Ren et al., 2023). Kedua, data Cahaya Malam (NTL) dari citra satelit digunakan
untuk mengamati intensitas dan distribusi aktivitas malam hari, memberikan wawasan tentang
vitalitas perkotaan dan dinamika sosio-ekonomi di luar jam siang. Terakhir, analisis sentralitas
jaringan jalan, berdasarkan ukuran teori jaringan (network) seperti sentralitas kedekatan (closeness
centrality) dan sentralitas antara (betweeness centrality), digunakan untuk mengeksplorasi
pentingnya struktural dan hierarki aksesibilitas segmen jalan, yang mencerminkan kerangka
pergerakan dasar kota (Rui & Ban, 2014; Fang et al., 2021). |