Karya
Judul/Title EVALUASI PENGGUNAAN ANTIINFEKSI UNTUK INFEKSI OPORTUNISTIK NONTUBERKULOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005
Penulis/Author Dr. apt. Nanang Munif Yasin, S.Si., M.Pharm. (1)
Tanggal/Date 2005
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract Penggunaan antiinfeksi untuk pasien HIV/AIDS yang semakin banyak di Indonesia sudah saatnya memperoleh perhatian khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola infeksi oportunistik nontuberkulosis beserta penggunaan antiinfeksinya pada pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) DR. Sardjito Yogyakarta selama tahun 2005 dan membandingkannya dengan standar WHO HIV/AIDS Care and Treatment: Guide for Implementation tahun 2004. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif evaluatif non analitik. Data dikumpulkan secara retrospektif dari 38 subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi rekam medis lengkap mencakup identitas, diagnosis infeksi oportunistik nontuberkulosis dan mendapatkan perawatan di RSUP DR. Sardjito. Kriteria eksklusi adalah pasien HIV/AIDS yang hanya terdiagnosis tuberkulosis atau hamil. Data kemudian dianalisis dengan statistika deskriptif. Sebelas jenis infeksi oportunistik nontuberkulosis dengan 84 jumlah kejadian yang tercatat yaitu kandidiasis pada 26 pasien (68,4%), sepsis pada 19 pasien (50%), pneumonia bakteri pada 11 pasien (28,9%), hepatitis pada 10 pasien (26,3%), Pneumocystis Pneumonia pada 7 pasien (18,4%), diare kronis pada 4 pasien (10,5%), toksoplasmosis dan infeksi Citomegalovirus masing-masing pada 2 pasien (5,3%), infeksi Mycobacterium avium complex, penicilliosis, dan dermatitis seboroik masing-masing pada 1 pasien (2,6%). Antiinfeksi yang digunakan oleh 38 pasien berjumlah 16 jenis dalam 139 penggunaan yaitu kotrimoksazol digunakan oleh 29 pasien (76,3%), flukonazol oleh 20 pasien (52,6%), seftazidim dan seftriakson masing-masing oleh 16 pasien (42,1%), nistatin oleh 14 pasien (36,8%), azitromisin dan sefiksim masing-masing oleh 9 pasien (23,7%), ketokonazol dan gentamisin masing-masing oleh 7 pasien (18,4%), siprofloksasin oleh 6 pasien (15,8%), klindamisin, metronidazol, ampisilin-sulbaktam, sefotaksim, spiramisin, dan eritromisin masing-masing oleh 1 pasien (2,6%). Penggunaan antiinfeksi 98,6% memenuhi ketepatan obat menurut WHO. Dua penggunaan (1,4%) tidak tepat obat. Dosis berlebih terjadi pada 8 penggunaan (5,8%). Dosis kurang terjadi pada 11 penggunaan (7,9%).
Rumpun Ilmu Lain-Lain
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi