Abstrak/Abstract |
Pengelolaan obat di balai kesehatan pesantren perlu dilakukan dengan baik, karena pengelolaan obat yang baik
akan menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efisien, efektif dan rasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan obat pada 3 kampus pesantren, berdasarkan indikator
pengelolaan obat yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, Pudjaningsih, dan World Health Organization.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-evaluatif, dengan metode kuantitatif dan kualitatif, menggunakan data
retrospektif tahun 2022 dan 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kesesuaian jenis obat yang tersedia
dengan DOEN: 68%, rata-rata frekuensi kesesuaian pengadaan dengan kenyataan pakai semua item obat: 100%,
rata-rata frekuensi pengadaan tiap item obat: rendah < 12x/tahun, rata-rata frekuensi kurang atau lengkapnya surat
pemesanan atau surat kontrak: 0%, rata-rata frekuensi tertundanya pembayaran oleh klinik 0%, rata-rata kecocokan
antara obat dengan kartu stock: 100%, rata-rata tingkat ketersediaan obat: 13,1 bulan, rata-rata presentase stock
mati: 3%, rata-rata jumlah item obat perlembar resep: 2,8 item obat/lembar resep, rata-rata persentase peresepan
dengan obat generik: 82%, rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep: 335 menit untuk obat racikan, 6
menit untuk obat nor racik, rata-rata persentase obat yang dilabeli dengan benar: 100%, maka dapat disimpulkan
bahwa pengelolaan obat pada 3 kampus pesantren secara keseluruhan sudah baik, hanya ada beberapa indikator
yang belum sepenuhnya sesuai dengan indikator standar |