Abstrak/Abstract |
Pengelolaan obat merupakan suatu siklus manajemen obat yang meliputiseleksi,
pengadaan, distribusi dan penggunaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
pengelolaan obat di IFRSUD Poso dengan menggunakan indikator efisiensi dan
dilakukan strategi perbaikan dengan metode Hanlon.Penelitian menggunakan rancangan
deskriptif untuk datayang bersifat retrospektif dan concurent. Data dikumpulkan
kuantitatif dan kualitatif. Seluruh tahap pengelolaan obat di IFRSUD Poso diukur
tingkat efisiensi menggunakan indikator DepKes (2008), Pudjaningsih (1996) dan
WHO (1993), kemudian dibandingkan dengan standar serta dideskripsikan berdasarkan
analisis prioritas rencana tindakan dengan metode Hanlon. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sistem pengelolaan yang sesuai standar adalah: tingkat
ketersediaan obat (14,75 bulan), resep obat generik (91,47%), rata-rata waktu melayani
resep (non racikan 5 & 12 menit, racikan 15 & 17 menit), persentase label obat (100%).
Tahapan yang belum sesuai standar adalah : kesesuaian DOEN (54,82%), persentase
modal/dana (89,31%),persentase alokasi dana (29,73%), kesesuaian pengadaan dengan
kenyataan (96,28%), frekuensi pengadaan tiap item obat (2 kali/thn), kecocokan kartu
stock obat (95,89%), ITOR (8,57 kali), nilai obat yang kadaluwarsa/rusak (11,42%),
stock mati (4,24%), rata-rata jumlah obat tiap lembar resep (4). Prioritas penanganan
masalah adalah : 1) membentuk Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dan menyusun
formularium, serta melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan obat, 2) melibatkan
IFRS dalam panitia pengadaan, 3) mengusulkan kenaikan anggaran. |