Abstrak/Abstract |
Penelitian bertujuan untuk menilai kualitas, karakteristik, potensi, kendala, kesuburan dan kesesuaian lahan untuk tanaman padi (lahan kering) dan palawija (kedelai). Evaluasi lahan untuk tujuan ini telah dilakukan survei tanah dengan sistem satuan lahan di Raumoco (sub-distrik Lautem dan Luro) distrik Lautem Timor Leste sejak Oktober 2013 hingga Januari 2015. Luas lahan yang disurvei 4603,8 ha dengan 11 satuan tanah (SPT) yang peroleh melalui proses sistem digitasi overlay peta tanah, iklim dan litologi. Tiap SPT diwakili 1 profil tanah. Sampel tanah dianalisis di laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM. Hasil klasifikasi tanah berdasarkan Kys to Soil Taxonomy (SSS, 2010), sub-distrik Lautem dan Luro termasuk Haplustalf (10,7%),Ustipsament (11,1%), Ustifluvent (5,0%), Calsiustoll (14,0%), Haplustept (40,5%) dan Haplustoll (18,7%). Tanah-tanah tersebut berkembang di bawah curah hujan 1.044,7 mm/tahun, suhu udara rata-rata berkisar 22,1-30,9oC dengan regim suhu isotermik dan kelembaban tanah ustik. Aspek tanah dan iklim serta faktor lingkungan fisik lainnya (lereng, batuan, erosi dan banjir). Penilaian kesuburan tanah dengan sistem FCC, sub-distrik Lautem dan Luro tergolong rendah sampai tinggi. Persentasi luas lahan tergolong kesuburan tanah rendah (R)= 21,6%, sedang (S) = 37,9?n tinggi (T) = 40,5%. Kendala utama kesuburan tanah adalah kekeringan kelengasan tanah; evaluasi kesesuaian lahan dengan sistem Sys dan LPT Bogor. Hasil penilaian kesesuaian lahan untuk padi, dan kedelai dengan sistim Sys masing-masing 72,5% sesuai (S) dan 27,5% tidak sesuai (N) pada kondisi aktualdan potensial. Kesesuaian lahan untuk tanaman tersebut pada kondisi aktual terdapat 16,2% S dan 83,9% N berubah menjadi 25,3% S dan 74,7% N seetelah adanya perbaikan lahan (potensial). Usaha perbaikan lahan mampu meningkatkan kelas kesesuaian lahan sebesar 9,2%. Informasi kesuburan tanah dan kesesuaian lahan sebagai dasar dalam pengembangan tanaman terpilih dalam penilitian ini di Lautem dan Luroterutama di SPT-17 dan 18 dengan mempertimbangkan kendala utama kesuburan tanah. Perlu adanya irigasi tambahan dan penanaman palawija di awal musim hujan dengan pola tanam tumpang sari. |