Abstrak/Abstract |
Kanker nasofaring (nasopharyngeal cancer = NPC) merupakan kanker yang sering
dijumpai di Indonesia, dan sebagian besar datang pada stadium lanjut. Berbagai penelitian tentang
kewaspadaan, edukasi, pengembangan metode skrining, deteksi dini, dan diagnosis dengan
seromarker berbasis bukti adanya infeksi virus Epstein-Barr (EBV) telah banyak dikembangkan
di UGM.(1,2) Perbaikan terapi sistemik, kemajuan alat dan teknis radioterapi, serta peningkatan
ketaatan terapi terus menerus diperbaiki. Meski mengalami peningkatan, harapan sembuh dan
kelangsungan hidup pasien NPC masih rendah dibandingkan negara-negara lain (3). Melakukan
identifikasi biomarker penentu kekambuhan dan respon terapi diperlukan untuk bisa memilih
terapi secara lebih tepat, serta dapat dikembangkan terapi target pada gena atau pun protein yang
bertanggung jawab terhadap proses kekambuhan (4). Parameter klinis pasien dan tumor, muatan
virus EBV (EBV viral load), biomarker-terkait Epstein-Barr virus, serta marker proliferasi dan
metastasis banyak dieksplorasi sebagai faktor prognosis (5).
Aurora kinase A (AURKA) merupakan satu keluarga dari kinase serine/threonine. Aktivasi
kinase ini diperlukan untuk pengaturan proses pembelahan sel dan mitosis. Berdasar data The
Cancer Genome Atlas program (TCGA), AURKA diekspresikan lebih tinggi pada jaringan tumor
dibandingkan pada jaringan normal. AURKA memiliki peran penting pada berbagai jenis kanker
(10). AURKA meningkatkan proliferasi sel-sel kanker melalui jalur EMT (epithelial to
mesenchymal transformation) dan menghambat TP53. Disregulasi AURKA akan mempengaruhi
karsinogenesis.
Heat-shock protein 90 (HSP90) adalah molekul chaperon tergantung ATP dan bersifat vital
pada semua organisme. HSP90 ini mengatur maturasi tahap akhir, aktivasi dan stabilisasi berbagai
protein client (klien). (6). Pada kondisi normal HSP90 dijumpai pada 1-3% total sel-sel protein
normal. Di bawah tekanan stress, temperatur tinggi, defisiensi nutrien dan oksigen seperti pada
kondisi menderita kanker akan terjadi peningkatan kadar HSP90. HSP90 bersifat sangat stabil,
serta memiliki peran pada proses pengaturan folding (terlipatnya) protein, perbaikan lipatan
protein yang tidak benar, dan mencegah agregrasi protein dengan lipatan tidak benar. HSP90
chaperon berperan penting untuk melindungi protein-protein mutan dan kondisi overekspresi.
Interaksi antara HSP90 dan protein klien merupakan proses yang diperlukan untuk kelangsungan
hidup, proliferasi, dan migrasi sel-sel tumor. Ada lebih dari 400 protein klien yang berperan pada
berbagai proses aktifitas biologis seperti: kaskade pensinyal (AKT dan SRC), reparasi kerusakan
DNA, transportasi protein, dan aktivasi reseptor hormon (reseptor tyrosine kinase: HER2, EGFR,
IGF-1R, dan MET), faktor transkripsi (HIF-1 dan TP53); dan protein pengatur siklus sel
(CDK4/6). Sel-sel kanker menggunakan HSP90 ini untuk melindungi protein-protein mutan agar
tidak terlipat dan mengalami degradasi, sehingga jalur pensinyal dapat dipertahankan untuk
kelangsungan hidup sel-sel kanker (7–9). HSP90 menjadi target penghambatan untuk terapi
kanker.
Membuktikan peran peningkatan ekspresi HSP90 dan AURKA pada jaringan NPC
terhadap respon terapi sangat perlu, karena terbuka peluang pemberian terapi target inhibitor
HSP90 dan AURKA Pasien-pasien NPC dengan kekambuhan dan resistensi terhadap kemoterapi
dan radioterapi standar akan mendapatkan keuntungan dengan novel target terapi. Dimungkinkan
pula untuk pasien yang belum pernah mendapatkan terapi standar, kombinasi kemoterapi dan
target terapi |