Karya
Judul/Title Ekspresi Aurora Kinase A dan Heat Shock Protein 90 pada Jaringan Kanker Nasofaring: Kaitan terhadap karakter klinis, response terapi, dan kesintasan pasien
Penulis/Author
Tanggal/Date 2024
Abstrak/Abstract Kanker nasofaring (nasopharyngeal cancer = NPC) merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia, dan sebagian besar datang pada stadium lanjut. Berbagai penelitian tentang kewaspadaan, edukasi, pengembangan metode skrining, deteksi dini, dan diagnosis dengan seromarker berbasis bukti adanya infeksi virus Epstein-Barr (EBV) telah banyak dikembangkan di UGM.(1,2) Perbaikan terapi sistemik, kemajuan alat dan teknis radioterapi, serta peningkatan ketaatan terapi terus menerus diperbaiki. Meski mengalami peningkatan, harapan sembuh dan kelangsungan hidup pasien NPC masih rendah dibandingkan negara-negara lain (3). Melakukan identifikasi biomarker penentu kekambuhan dan respon terapi diperlukan untuk bisa memilih terapi secara lebih tepat, serta dapat dikembangkan terapi target pada gena atau pun protein yang bertanggung jawab terhadap proses kekambuhan (4). Parameter klinis pasien dan tumor, muatan virus EBV (EBV viral load), biomarker-terkait Epstein-Barr virus, serta marker proliferasi dan metastasis banyak dieksplorasi sebagai faktor prognosis (5). Aurora kinase A (AURKA) merupakan satu keluarga dari kinase serine/threonine. Aktivasi kinase ini diperlukan untuk pengaturan proses pembelahan sel dan mitosis. Berdasar data The Cancer Genome Atlas program (TCGA), AURKA diekspresikan lebih tinggi pada jaringan tumor dibandingkan pada jaringan normal. AURKA memiliki peran penting pada berbagai jenis kanker (10). AURKA meningkatkan proliferasi sel-sel kanker melalui jalur EMT (epithelial to mesenchymal transformation) dan menghambat TP53. Disregulasi AURKA akan mempengaruhi karsinogenesis. Heat-shock protein 90 (HSP90) adalah molekul chaperon tergantung ATP dan bersifat vital pada semua organisme. HSP90 ini mengatur maturasi tahap akhir, aktivasi dan stabilisasi berbagai protein client (klien). (6). Pada kondisi normal HSP90 dijumpai pada 1-3% total sel-sel protein normal. Di bawah tekanan stress, temperatur tinggi, defisiensi nutrien dan oksigen seperti pada kondisi menderita kanker akan terjadi peningkatan kadar HSP90. HSP90 bersifat sangat stabil, serta memiliki peran pada proses pengaturan folding (terlipatnya) protein, perbaikan lipatan protein yang tidak benar, dan mencegah agregrasi protein dengan lipatan tidak benar. HSP90 chaperon berperan penting untuk melindungi protein-protein mutan dan kondisi overekspresi. Interaksi antara HSP90 dan protein klien merupakan proses yang diperlukan untuk kelangsungan hidup, proliferasi, dan migrasi sel-sel tumor. Ada lebih dari 400 protein klien yang berperan pada berbagai proses aktifitas biologis seperti: kaskade pensinyal (AKT dan SRC), reparasi kerusakan DNA, transportasi protein, dan aktivasi reseptor hormon (reseptor tyrosine kinase: HER2, EGFR, IGF-1R, dan MET), faktor transkripsi (HIF-1 dan TP53); dan protein pengatur siklus sel (CDK4/6). Sel-sel kanker menggunakan HSP90 ini untuk melindungi protein-protein mutan agar tidak terlipat dan mengalami degradasi, sehingga jalur pensinyal dapat dipertahankan untuk kelangsungan hidup sel-sel kanker (7–9). HSP90 menjadi target penghambatan untuk terapi kanker. Membuktikan peran peningkatan ekspresi HSP90 dan AURKA pada jaringan NPC terhadap respon terapi sangat perlu, karena terbuka peluang pemberian terapi target inhibitor HSP90 dan AURKA Pasien-pasien NPC dengan kekambuhan dan resistensi terhadap kemoterapi dan radioterapi standar akan mendapatkan keuntungan dengan novel target terapi. Dimungkinkan pula untuk pasien yang belum pernah mendapatkan terapi standar, kombinasi kemoterapi dan target terapi
Rumpun Ilmu Penyakit Dalam
Bahasa Asli/Original Language Bahasa Indonesia
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi
11510_Dr_ Kartika Widayati_Kontrak Damas 2024 Dosen Mhs PPDS.pdfKontrak