Abstrak/Abstract |
Urgensi: Gigitan ular C. rhodostoma merupakan masalah kesehatan serius dengan tingkat mortilitas dan morbiditas yang tinggi di Indonesia. Venom ular tanah (C. rhodostoa) dapat menyebabkan perdarahan dan kerusakan jaringan otot. Pengobatan konvensional menggunakan antivenom masih memiliki keterbatasan dalam ketersediaan dan efektivitasnya. Tanaman sawi langit (C. cinereum) sudah umum digunakan sebagai pengobatan awal gigitan ular oleh suku-suku tradisional di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi ekstrak sawi langit (C. cinereum) sebagai alternatif pengobatan yang lebih efektif dan terjangkau terhadap gigitan ular C. rhodostoma. Metode penelitian ini melibatkan serangkaian percobaan in vivo menggunakan mencit sebagai hewan model, meliputi: pengajuan ethical clearance, sampling venom, ekstraksi tanaman, analisis fitokima dengan GC-MS, penentuan Minimum Haemorrhagic Dose (MHD), perhitungan LD50, dan uji netralisasi ekstrak terhadap hemoragi dan miotoksisitas venom. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu menentukan dosis efektif ekstrak tanaman dalam mengurangi efek hemoragi dan miotoksisitas venom; serta memahami mekanisme kerja ekstrak dalam menetralisir toksisitas venom. Penelitian ini diharapkan akan membantu mewujudkan kemandirian kesehatan di Indonesia terkait pengembangan terapi antivenom yang lebih efektif dan spesifik untuk mengatasi tingginya angka kematian akibat gigitan ular C. rhodostoma. Aktivitas penelitian diusulkan selama lima bulan dengan luaran penelitian berupa publikasi di Saudi Pharmaceutical Journal (Q2). Target TKT penelitian ini adalah level 2 dengan dampak (outcome) penelitian berupa evaluasi efektivitas ekstrak dalam menghambat toksisitas venom. Penelitian ini mendukung flagship penelitian: kemandirian bahan baku obat dan alat kesehatan; Indikator Kinerja Utama ke-5: penggunaan hasil kerja dosen oleh masyarakat; dan SDGs nomor 3: Good Health and Well-being. |