Abstrak/Abstract |
Deteksi kebuntingan pada kambing merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan karena akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan yang berupa daging ataupun susu. Adanya deteksi kebuntingan secara dini akan mempermudah manajemen pemeliharaan selanjutnya. Kambing yang terdeteksi tidak bunting segera dikawinkan lagi, sedangkan kambing yang terdeteksi bunting diberikan pakan yang lebih baik untuk memelihara kebuntingan dan tidak dikawinkan lagi, karena perkawinan pada kambing yang bunting bisa menyebabkan keguguran (abortus). Produktivitas yang baik pada kambing akan menunjang pemenuhan gizi masyarakat, karena daging kambing maupun susu merupakan salah satu penyedia protein hewani bagi masyarakat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan akurasi deteksi kebuntingan dini pada kambing Peranakan Ettawa (PE) menggunakan Ultrasonografi (USG) trans-abdominal dan USG trans-rektal. Sebanyak 14 ekor kambing PE betina umur sekitar 2 tahun dan sudah pernah beranak digunakan dalam penelitian ini. Kambing-kambing dilakukan perkawinan secara alami menggunakan pejantan. Empat puluh hari setelah ternak dikawinkan, dilakukan deteksi kebuntingan menggunakan USG trans-abdominal dan USG trans-rektal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada deteksi kebuntingan menggunakan USG trans-abdominal 7 ekor kambing dinyatakan bunting dan 7 ekor yang lain tidak bunting, sedangkan pada deteksi kebuntingan menggunakan USG trans-rektal sebanyak 9 ekor dinyatakan bunting, dan 5 ekor yang lain tidak bunting. Pada akhir penelitian ini 9 ekor kambing beranak sedangkan 5 yang lain ekor tidak. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa deteksi kebuntingan hari ke 40 pada kambing PE dengan metode USG trans-rektal lebih akurat dibandingkan penggunaan USG trans-abdominal. |