Abstrak/Abstract |
Meningkatnya prevalensi populasi lanjut usia di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan Yogyakarta, dikaitkan dengan peningkatan harapan hidup. Hal ini menghadirkan tantangan unik bagi praktisi kedokteran gigi dalam manajemen kesehatan mulut. Xerostomia dan hiposalivasi merupakan salah satu kondisi oral yang paling umum dilaporkan oleh lansia. Xerostomia didefinisikan sebagai sensasi mulut kering. Pasien biasanya melaporkan mulut kering, rasa terbakar di mulut, kesulitan menelan, serta penurunan atau perubahan rasa. Hiposalivasi didefinisikan sebagai laju aliran saliva tanpa stimulasi kurang dari 0,1 mL/menit atau laju aliran saliva terstimulasi kurang dari 0,5 hingga 0,7 mL/menit. Xerostomia merupakan kondisi subjektif, sedangkan hiposalivasi merupakan kondisi objektif. Kekeringan mulut ini dapat disebabkan karena perubahan degeneratif pada kelenjar liur, penyakit sistemik tertentu, serta penggunaan obat-obatan tertentu yang juga dapat memengaruhi produksi air liur. Menjaga kesehatan gigi dan mulut lansia selama berpuasa memerlukan perhatian khusus karena perubahan pola makan dan potensi dehidrasi dapat mempengaruhi kondisi oral. Kadar air dalam tubuh saat berpuasa akan cepat berkurang. Kurangnya asupan cairan saat berpuasa dapat mengurangi produksi air liur, menyebabkan mulut semakin terasa kering yang memperparah kondisi sebelumnya. Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat berperan penting dalam menunjang fungsi tubuh dan interaksi sosial secara umum. Penelitian sebelumnya menyebutkan gangguan mastikasi dan disfagia akibat xerostomia dapat secara signifikan memengaruhi kualitas hidup (QoL) pasien geriatri. Pemberian penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut saat berpuasa pada lansia diharapkan dapat memberi dasar pengetahuan yang cukup pada lansia terutama mereka dengan kondisi sistemik tertentu agar tidak menimbulkan atau memperparah kondisi yang sudah dialami sebelumnya sehingga kualitas hidup lansia tetap baik. |