Karya
Judul/Title Analisis Produktivitas Sapi dengan Pemeliharaan Terintegrasi Perkebunan Kelapa Sawit
Penulis/Author Prof. Dr. Ir. Endang Baliarti, SU. (1) ; Ir. Hamdani Maulana, S.Pt., M.Sc., IPP (2); Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc.,Ph.D., IPM., ASEAN Eng (3); Muhammad Danang Eko Yulianto, S.Pt., M.Si. (4); Ir. Panjono, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. (5); Prof. Dr. Ir. Nono Ngadiyono, M.S., IPM., ASEAN Eng. (6); Prof. Ir. I Gede Suparta Budisatria, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. (7)
Tanggal/Date 13 2020
Kata Kunci/Keyword
Abstrak/Abstract Pengembangbiakan sapi di Indonesia sebagian besar masih dilakukan dalam skala kecil di peternak rakyat akibat keterbatasan lahan dan sumber pakan. Salah satu potensi pengembangbiakan sapi dalam skala yang lebih besar dengan ketersediaan lahan dan sumber pakan adalah terintegrasi perkebunan kelapa sawit. Sistem integrasi sapi-sawit dapat memberikan keuntungan pada kedua komoditas. Perkebunan kelapa sawit dapat menjadi area penggembalaan sekaligus penyedia pakan ternak, terlebih potensi hasil samping pengolahan minyak sawit yang dapat digunakan sebagai konsentrat. Disisi lain perkebunan dapat memperoleh pupuk organik yang berbahan baku kotoran dan urin ternak. Sistem pemeliharaan sapi terintegrasi perkebunan sawit membutuhkan kajian-kajian dasar sebagai rujukan dalam penentuan manajemen pemeliharaan. Analisis kondisi lingkungan perkebunan kelapa sawit menunjukkan bahwa suhu (25- 38,4oC) dan kelembaban udara (50-94,5%) berada pada kisaran yang masih dapat ditolelir oleh ternak. Hal ini terbukti dari fisiologis ternak yang tetap normal selama pemeliharaan. Penelitian terkait parameter tingkah laku juga menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan yang menyimpang (P>0,05) pada induk dengan status fisiologis berbeda (kering, bunting, menyusui). Perubahan musim yang berakibat pada penurunan produksi hijauan di area perkebunan kelapa sawit pada musim kemarau tidak berdampak pada konsumsi pakan (P>0,05) disebabkan adanya substitusi adanya daun sawit hasil pruning, meskipun waktu yang dibutuhkan untuk grazing menjadi lebih lama (P<0,01). Ternak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi perkebunan kelapa sawit dan perubahan yang terjadi akibat pergantian musim ditunjukkan dari penelitian terhadap performan reproduksi sapi Bali induk yang dipelihara di kebun kelapa sawit secara semi intensif, menunjukkan kinerja reproduksi yang baik, interval kelahiran 386 hari, mortalitas 17-19%, bobot lahir 12-13 kg, dan bobot sapih (150 hari) 60-62kg. Disimpulkan bahwa kebun kelapa sawit merupakan area untuk pengembangbiakan ternak yang baik.
Level Nasional
Status
Dokumen Karya
No Judul Tipe Dokumen Aksi
12020_ICOP_integrasi riau.pdf[PAK] Full Dokumen