Penulis/Author |
Prof. Dr. Ir. Endang Baliarti, SU. (1) ; Ir. Hamdani Maulana, S.Pt., M.Sc., IPP (2); Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc.,Ph.D., IPM., ASEAN Eng (3); Muhammad Danang Eko Yulianto, S.Pt., M.Si. (4); Ir. Panjono, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. (5); Prof. Dr. Ir. Nono Ngadiyono, M.S., IPM., ASEAN Eng. (6); Prof. Ir. I Gede Suparta Budisatria, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. (7) |
Abstrak/Abstract |
Pengembangbiakan sapi di Indonesia sebagian besar masih dilakukan dalam skala kecil di
peternak rakyat akibat keterbatasan lahan dan sumber pakan. Salah satu potensi
pengembangbiakan sapi dalam skala yang lebih besar dengan ketersediaan lahan dan sumber
pakan adalah terintegrasi perkebunan kelapa sawit. Sistem integrasi sapi-sawit dapat memberikan
keuntungan pada kedua komoditas. Perkebunan kelapa sawit dapat menjadi area penggembalaan
sekaligus penyedia pakan ternak, terlebih potensi hasil samping pengolahan minyak sawit yang
dapat digunakan sebagai konsentrat. Disisi lain perkebunan dapat memperoleh pupuk organik
yang berbahan baku kotoran dan urin ternak. Sistem pemeliharaan sapi terintegrasi perkebunan
sawit membutuhkan kajian-kajian dasar sebagai rujukan dalam penentuan manajemen
pemeliharaan. Analisis kondisi lingkungan perkebunan kelapa sawit menunjukkan bahwa suhu (25-
38,4oC) dan kelembaban udara (50-94,5%) berada pada kisaran yang masih dapat ditolelir oleh
ternak. Hal ini terbukti dari fisiologis ternak yang tetap normal selama pemeliharaan. Penelitian
terkait parameter tingkah laku juga menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan yang
menyimpang (P>0,05) pada induk dengan status fisiologis berbeda (kering, bunting, menyusui).
Perubahan musim yang berakibat pada penurunan produksi hijauan di area perkebunan kelapa
sawit pada musim kemarau tidak berdampak pada konsumsi pakan (P>0,05) disebabkan adanya
substitusi adanya daun sawit hasil pruning, meskipun waktu yang dibutuhkan untuk grazing
menjadi lebih lama (P<0,01). Ternak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi perkebunan kelapa
sawit dan perubahan yang terjadi akibat pergantian musim ditunjukkan dari penelitian terhadap
performan reproduksi sapi Bali induk yang dipelihara di kebun kelapa sawit secara semi intensif,
menunjukkan kinerja reproduksi yang baik, interval kelahiran 386 hari, mortalitas 17-19%, bobot
lahir 12-13 kg, dan bobot sapih (150 hari) 60-62kg. Disimpulkan bahwa kebun kelapa sawit
merupakan area untuk pengembangbiakan ternak yang baik. |