Abstrak/Abstract |
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah salah satu tanaman legum penting yang
ditanam di semua benua dan bernilai ekonomi tinggi. Buncis Kenya adalah kultivar
introduksi dari Kenya, Afrika, memiliki tipe tumbuh tegak (bush type), sedangkan
buncis lokal diartikan sebagai buncis yang lazim ditanam di Indonesia, memiliki
karakter tipe tumbuh merambat (climbing type). Persilangan antara buncis Kenya
dan buncis lokal dapat memperluas latar belakang genetik buncis yang ditanam
di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buncis dengan tipe152
Vegetalika | https://doi.org/10.22146/veg.53446
tumbuh tegak dan mengevaluasi keragaman genetik generasi F2 hasil persilangan
tanaman buncis lokal Temanggung dan buncis Kenya. Penelitian dilaksanakan di
greenhouse, rumah kasa, dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada pada bulan November 2018 hingga Juli 2019.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu jenis benih buncis lokal
Temanggung dan satu jenis buncis Kenya hasil introduksi sebagai tetua, generasi
F1 sebagai hasil persilangan kedua tetua, dan generasi F 2. Generasi F1 memiliki
sifat-sifat kombinasi kedua tetua. Karakter-karakter yang terekspresi pada
generasi F1 dan F2 lebih banyak dipengaruhi oleh tetua lokal, sehingga karakter
yang terdapat pada tetua Kenya, terutama pada karakter tinggi tanaman dan tipe
pertumbuhan belum terlihat pada generasi F2. Nilai heritabilitas arti luas pada
karakter kuantitatif tergolong sedang hingga tinggi, namun karakter-karakter
tersebut belum dapat dijadikan sebagai acuan di dalam tahap seleksi. Pada
karakter kualitatif tipe pertumbuhan, posisi polong, dan warna biji dapat diduga
dikendalikan oleh beberapa gen pada dua lokus. |