Abstrak/Abstract |
Apotek sebagai fasilitas kesehatan primer yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Faktor lokasi apotek berperan dalam kualitas pelayanan dan keberlangsungan bisnis apotek. Tujuan penelitian memberikan gambaran mengenai profil distribusi apotek melalui sistem informasi geografis dari segi aksesibilitas masyarakat dalam pelayanan apotek berdasar standar WHO dan Kemenkes, mengevaluasi pelayanan kefarmasian apotek wilayah Pekalongan sesuai permenkes no 73 tahun 2016 serta evaluasi faktor pertimbangan lokasi dalam proses perijinan apotek. Penelitian berupa cross-sectional menggunakan analisis deskriptif non eksperimental secara kuantitatif. Pengumpulan sampel sejumlah 111 apotek terdiri 55 apotek Kota Pekalongan dan 56 apotek Kabupaten Pekalongan. Analisis distribusi apotek melalui sistem informasi geografis diperoleh melalui visualisasi terhadap peta persebaran apotek Kota dan Kabupaten Pekalongan. Analisis aksesibilitas pelayanan apotek dengan perhitungan rasio antara jumlah apotek dengan jumlah penduduk di setiap kecamatan Kota dan Kabupaten Pekalongan dibandingkan dengan standar WHO yaitu 1:2000 apoteker dan standar Kemenkes yaitu 1: 8.333 apoteker. Evaluasi tentang prosedur pelayanan kefarmasian terdiri dari pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinis sesuai standar Permenkes no 73 tahun 2016. Analisis data dibagi tiga kategori yaitu baik (81-100%), cukup (61-80%), dan kurang (20-60%). Evaluasi faktor pertimbangan melalui wawancara gambaran proses perijinan apotek oleh Dinas Kesehatan dan IAI. Hasil distribusi apotek belum merata di seluruh wilayah Pekalongan. Empat kecamatan di Kabupaten Pekalongan belum berdiri apotek dan banyak apotek terkonsentrasi pada titik tertentu di pusat kota, dekat rumah sakit dan dekat pasar. Hasil aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan apotek, diperoleh lima kecamatan yaitu 47 apotek Kabupaten Pekalongan memenuhi syarat Kemenkes. Hasil pengelolaan obat apotek wilayah Pekalongan kategori cukup yaitu 75,04 % apotek Kota dan 70,06% apotek Kabupaten Pekalongan. Hasil pelayanan farmasi klinis di wilayah Pekalongan kategori cukup yaitu 55,32% apotek Kota Pekalongan dan 57,45% apotek Kabupaten Pekalongan. Hasil pengelolaan SDM kategori cukup yaitu 82,36% apotek Kota Pekalongan dan 78,57% wilayah Kabupaten Pekalongan. Hasil Sarana dan Prasarana kategori cukup yaitu 67,66% di apotek Kota Pekalongan dan 66,51% apotek Kabupaten Pekalongan. Evaluasi oleh Dinas kesehatan dan IAI yaitu faktor lokasi sangat berperan penting dalam proses perijinan apotek. |