Abstrak/Abstract |
Analisis biaya pengobatan penyakit kronis di fasilitas layanan kesehatan pada masa JKN sangat diperlukan sebagai kendali mutu dan kendali biaya. Stroke merupakan penyakit katastropik yang high cost, high volume dan high risk yang dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya pengobatan, sehingga membutuhkan perhatian khusus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran biaya medik langsung dan komponennya, perbedaan biaya medik langsung dan paket tarif INA-CBGs berdasarkan tipe stroke, dan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya riil. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diambil secara retrospektif selama periode 1 Januari hingga 31 Desember 2017 di RSUD Blambangan Banyuwangi. Subyek penelitian adalah semua pasien JKN dewasa yang dirawat di rumah sakit berusia ?18 tahun dengan diagnosis stroke yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel penelitian meliputi usia, jenis kelamin, jenis stroke, komorbiditas, kelas rawat inap, lama tinggal (LOS), dan total biaya riil. Biaya riil dihitung dengan
pendekatan bottom up menurut perspektif rumah sakit. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian diperoleh jumlah pasien stroke rawat inap sebanyak 313 orang, total biaya riil Rp1.525.236.503 dengan rata-rata biaya Rp4.872.960, komponen biaya terbesar adalah biaya obat dan BMHP Rp402.248.555 (27,21%). Biaya riil stroke hemoragik Rp572.969.865 dan paket tarif INA-CBGs Rp483.804.000, biaya riil stroke iskemik Rp952.266.639 dan paket tarif INA-CBGs Rp1.107.055.700. Terdapat perbedaan signifikan pada total biaya riil dari faktor kelas dan lama rawat inap (p-value <0,005). Dapat disimpulkan bahwa paket tarif INA-CBGs tidak mencukupi untuk membiayai pasien rawat inap dengan stroke hemoragik (-Rp89.165.865), tetapi cukup untuk stroke iskemik (+Rp154.789.069) |