Abstrak/Abstract |
Kebakaran hutan merupakan salah satu bencana yang dapat melumpuhkan berbagai aktivitas manusia, baik darat maupun udara yang dapat mencapai ratusan hektar dan rutin terjadi di Indonesia. Mitigasi penting untuk mengurangi jumlah kebakaran dan dampaknya tidak sampai merusak ekosistem. Tujuan dari penelitian ini a) Mengidentifikasi faktor penyebab kebakaran hutan, b) Menganalisa dampak kebakaran hutan terhadap ekosistem c) Menganalisa model mitigasi yang tepat untuk kebakaran hutan. Analisa spatio-temporal dapat digunakan untuk mengetahui pola suatu kejadian dalam kurun waktu tertentu. Hal ini memungkinkan untuk identifikasi faktor penyebab kejadian yang dipengaruhi oleh waktu dan melihat perubahan yang terjadi di permukaan bumi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana kebakaran hutan yaitu dengan pembuatan peta lokasi yang rawan terjadi kebakaran hutan. Data yang digunakan adalah data penginderaan jauh yang diolah menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode yang digunakan antara lain, ekstraksi parameter kebakaran hutan, pemetaan titik kebakaran, analisa spatio-temporal, dan pemodelan mitigasi bencana kebakaran. Hasil ekstraksi memperoleh parameter yang berpengaruh, seperti penutup lahan, penggunaan lahan, curah hujan, iklim, sungai, dan jalan. Parameter penutup lahan dan penggunaan lahan berpengaruh sebagai bahan bakar, parameter curah hujan dan iklim sebagai pemicu kebakaran, serta jalan dan sungai sebagai parameter aksesibilitas manusia. Kalimantan Selatan juga memiliki lahan gambut dan perkebunan kelapa sawit yang berkisar 44,9% pada 2013, 43,1% pada 2014, serta 46,8% pada 2015. Mitigasi yang dilakukan secara struktural dan non-struktural. Mitigasi struktural seperti pembangunan kanal bersekat dan parit dapat mengantisipasi meluasnya kebakaran. Kanal juga dapat digunakan sebagai pengendali faktor hidrologi. Sedangkan, mitigasi non-struktural dapat dilakukan melalui perencanaan kebijakan yang berdasar pada pemodelan persebaran titik kebakaran. Serta, analisa faktor kebakaran secara spatio-temporal. Kontribusi manusia diperlukan untuk meminimalisir kejadian kebakaran. Dari penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa a) ekstraksi data penginderaan jauh dapat menentukan karakteristik lokasi yang menjadi faktor kebakaran, b) kebakaran hutan berdampak buruk bagi ekosistem dan kesehatan, c) mitigasi dapat dilakukan dengan membangun kanal bersekat dan parit, serta pemetaan titik kebakaran secara spatio-temporal. Penelitian lanjutan disarankan dengan data kurun waktu lebih panjang, serta melihat faktor antropogenik. |