Abstrak/Abstract |
Temulawak (Curcuma zanthorrizaRoxb.) merupakan salah satu spesies tanaman dari keluarga Zingiberaceae yang mempunyai banyak efek farmakologi yang salah
satunya adalah antibakteri. Aktivitas farmakologis tanaman ditentukan oleh kandungan kimia yang ada didalamnya dan sangat dipengaruhi oleh lokasi tumbuhnya.
Dilaporkan bahwa perbedaan jenis tanah, suhu, pH, kelembaban, curah hujan, dan ketinggian dari lokasi tempat tumbuhnya rimpang temulawak berpengaruh terhadap
profil metabolit dan aktivitas farmakologisnya. Di dalam penelitian ini dilakukan kajian pustaka tentang pengaruh perbedaan lokasi tumbuh rimpang temulawak
terhadap aktivitas antibakterinya. Informasi rimpang temulawak yang akan dilaporkan dalam hal ini meliputi distribusi geografis dan senyawa aktif terhadap
aktivitas antibakteri dari rimpang temulawak di berbagai daerah. Temulawak dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah latosol, andosol, podsolik dan regosol, pH tanah
antara 5,0 – 6,5, curah hujan 1.500 mm/tahun, suhu 19-30oC, dan kelembaban udara 70-90%. Budidaya temulawak dapat dilakukan pada ketinggian tempat antara 100 –
600 mdpl. Temulawak yang tumbuh di dataran tinggi (sekitar 800 mdpl) cenderung memiliki kandungan xanthorrizol yang semakin tinggi, yang mana senyawa ini
diketahui mempunyai efek yang kuat sebagai antibakteri. |