Abstrak/Abstract |
Setiap diri menusia memiliki aspek-aspek kehidupan yang meliputi filsafat, kepercayaan, ilmu dan seni.
Keempat aspek tersebut saling berinteraksi dan saling melengkapi menjadi satu sistem yang utuh.
Penlitian ini berupaya menyelidiki lebih dalam mengenai aspek aksiologi akulturasi nilai-nilai budaya lokal
pada interaksi lingkungan masyarakat (kebudayaan) yang berbeda-beda suku, ras, agama, dan nilai local
genius-nya yang mana memiliki kesadaran bersama untuk saling menghormati, toleran dan „terbuka? atas
kehadirn budaya lain. Objek material penelitian ini yakni perupa/pelukis perantauan Bali yang proses
kreatif di Yogyakarya, dan objek formalnya yakni Aksiologi. Dengan menyelidiki dan meneliti ekspresi
kesenian serta luaran karya seni yang dihasilkan oleh pelukis perantauan Bali di Yogyakarta, maka dapat
dilihat kondisi perkembangan berkesenian, adaptasi nilai-nilai budaya, dan kemampuan personal perupa
sebagai diri pribadi dan makhluk sosial dalam berbaur dan terkadang sinkretis. Perupa sebagai bagian
dari penyangga kebudayaan, tentu tidak bisa terlepas dari berbagai pengaruh yang berada di lingkungan
sekitarnya. Teori etika, estetika, dan habitus menjadi modal yang kuat untuk melihat „persentuhan? dan
bauran nilai budaya lokal antara perupa dan budaya setempat yang mereka diami, sehingga akan
tampak bagaimana relasi sosial dan refleksi relasi visual dalam karya. Meneliti dan mengamati
perkembangan seni rupa melalui jalur penciptaan, memang mengantarkan kita pada dimensi aksiologi
nilai etika dan estetika yang unik dan personal. Setiap perupa memiliki dunia rupanya yang otonom serta
pengendapaan nilai etika dalam proses berkaryanya namun tetap mampu membumikan diri untuk
beradaptasi, toleransi dan hidup multikultur. |