Judul/Title | [TTG-2020] OPTIMALISASI BUDIDAYA KELENGKENG LOKAL UNGGUL MELALUI APLIKASI POLINATOR LEBAH DAN TEKNOLOGI PERTANIAN TEPAT GUNA BERBASIS INTEGRATED FARM DI DESA HARGOWILIS DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA |
Penulis/Author | Drs. Ign. Sudaryadi, M.Kes. (1) ; Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc. (2); Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D. (3); Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si., M.Kes. (4) |
Tanggal/Date | 1 2020 |
Kata Kunci/Keyword | |
Abstrak/Abstract | Kelompok Petani Gunung Agung merupakan kelompok warga yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai tani yang berada di Dusun Klepu. Dusun Klepu merupakan salah satu dusun di Desa Hargowilis dengan wilayah perbukitan dan bersebelahan dengan area Hutan Lindung Kulon Progo. Masyarakat umumnya bergantung pada hasil perkebunan, namun pendapatan masyarakat tersebut kurang menentu setiap bulannya. Tanaman hortikultura yang ditanam oleh masyarakat meliputi durian, kelengkeng, papaya, sawo, mangga, kelapa, nanas, jambu biji, rambutan, dan berbagai jenis tanaman lainnya dengan sistem polikultur. Kelengkeng merupakan salah satu tanaman hortikultura yang dibudidayakan oleh petani Gunung Agung. Produksi kelengkeng berdasarkan survei langsung menghasilkan panen dengan produktivitas yang relatif rendah dan kurang optimal. Buah kelengkeng yang merupakan hasil budidaya dapat dipasarkan secara langsung maupun dikonsumsi masyarakat sendiri. Akan tetapi, tingginya potensi wilayah ini sebagai sentra budidaya produk kelengkeng dapat dilihat dari minat masyarakat dan ketersediaan lahan produksi yang luas. Program hibah yang telah dilakukan dalam bentuk kerjasama penanaman kelengkeng kultivar ‘Super Sleman’. Kondisi lingkungan lereng pegunungan dengan sistem budidaya polikultur menyebabkan banyak jenis serangga yang berpotensi mengganggu tanaman dan proses pembungaan dalam budidaya kelengkeng. Permasalahan yang muncul adalah waktu pembungaan kelengkeng yang belum terorganisir dengan baik sehingga produksi buah kelengkeng tidak optimal. Aplikasi teknologi pertanian tepat guna seperti cangkok dan okulasi sebagai upaya pembelajaran perbanyakan kelengkeng ‘Super Sleman’ di Desa Hargowilis. Aplikasi polinator melalui budidaya lebah madu (Apis spp.) dan klanceng (Stingless bees; anggota Suku Melliponini) sebagai salah satu upaya dalam peningkatan produksi buah kelengkeng dan diversifikasi produk budidaya berupa madu. Lebah madu dan klanceng merupakan salah satu jenis objek yang dikembangkan dan diteliti oleh Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi. Lebah madu dan klanceng memiliki banyak jenis dengan kualitas yang berbeda-beda. Di Yogyakarta paling tidak telah ditemukan dua jenis lebah madu yaitu Lebah dorsata Apis dorsata (tawon gung = jawa) dan Lebah madu Asia A. cerana (Tawon unduhan= Jawa; lebah lokal) dan tujuh jenis klanceng, yang beberapa diantaranya diyakini asli Yogyakarta. Pengembangan budidaya kelengkeng menyediakan sumber pakan bagi lebah berupa nektar dari bunga kelengkeng dan alpukat. Lebah madu turut berperan penting sebagai agen polinator dalam proses penyerbukan bunga kelengkeng sehingga keberhasilan terbentuknya buah dapat ditingkatkan. |
Level | Nasional |
Status |