Abstrak/Abstract |
Sejak tahun 2004, di Indonesia telah terjadi bencana-bencana alam yang besar, speri Aceh 2004, Nias 2004/2006, Jawa 2006, Sumatera Barat 2007, Bengkulu 2007, Mentawai 2007, Erupsi Merapi 2011, dan lain sebagainya. Menjadi persoalan besar pada ketika penanganan bencana terhadap beragam saujana pusaka di Indonesia yang memiliki karakteristik khusus banyak menemui kendala atau tidak tersentuh mitigasi sama sekali. Pada masa-masa itu mulai tumbuh inisiatif dari para pelestari dalam tanggap darurat dan pemulihan pusaka, termasuk peluang revitalisasi untuk menjadi saujana yang lebih baik. Pengelolaan resiko bencana untuk pusaka perlu bertahap mulai dari kesiapsiagaan bencana, tanggap pengelolaan pusaka, dan pemulihan pusaka. |