| Abstrak/Abstract |
Buruh gendong merupakan wujud perempuann Jawa yang menerjang batas inferior menjalai pekerjaan sebagai buruh di pasar untuk membantu pemenuhan ekonomi keluarga. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis bagaimana buruh gendong di Yogyakarta mempertahankan eksistensinya sebagai perempuan Jawa yang mampu menjalani peran ganda sebagai jalan memenuhi ekonomi keluaga. Penelitian juga menganalisis bagaimana pandangan mereka terhadap peran ganda perempuan.
Metode penelitian ini adalah penelitian lapangan menggunakan data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Analisis hasil data kualitatif, menggunakan metode metode penelitian pandangan filosofis di lapangan antara lain; induksi dan deduksi, komparasi, diskripsi dan refleksi peneliti pribadi.
Hasil penelitian ini adalah buruh gendong memandang perempuan jawa tidak hanya halus dan penurut tetapi tangguh, kuat dan berani mengambil sebuah tindakan. Buruh gendong memandang peran ganda yang dijalani sebagai bagian hidup perempuan yang harus dengan kerelaan dan ihklas dijalani untuk memenuhi kebutuhan hidup. Buruh gendong mengatasi konflik peran ganda dengan sikap pandai mengatur waktu dan berbagi peran dalam pekerjaan rumah tangga. Dekontruksi gender diperlihatkan buruh gendong dengan pandangan bahwa perempuan juga dapat mencari uang dengan apa yang mereka miliki dan mampu kerjakan. Baik perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan laki-laki. Melalui hasil penelitian tersebut diharapkan memberikan pengetahuan baru bahwa peran ganda tidak selalu menjadi sesuatu yang memberatkan tetapi bagian dari kerelaan perempuan dalam membantu kebutuhan keluarga terutama pada kasus buruh gendong.
|
